Mataram (ANTARA) - DPW PKS Nusa Tenggara Barat ingin memunculkan sosok perempuan sebagai calon kepala daerah seperti halnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam ajang kontestasi pemilihan kepala daerah di Kota Mataram tahun 2020.
"Kita akan coba munculkan Risma-Risma baru. Apa yang menjadi kelebihan ibu Risma di Surabaya kenapa tidak kita munculkan di Mataram," kata Ketua DPW PKS NTB H Abdul Hadi di Mataram, Rabu.
Hadi menilai, Kota Mataram butuh figur-figur perempuan sebagai wali kota selanjutnya. Karena menurutnya perempuan tidak kalah dengan laki-laki. Apalagi di kota lain, kepemimpinan perempuan sudah berhasil, contohnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Kita bisa lihat bagaimana Ibu Risma berhasil mengubah Surabaya menjadi kota bersih dan maju. Karenanya, kenapa tidak keberhasilan-keberhasilan tersebut kita terapkan di Kota Mataram," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD NTB ini, mengaku bangga sejumlah kader perempuan PKS didorong untuk maju dalam kontestasi Pilkada Kota Mataram. Walau pun DPW PKS NTB sudah memunculkan kader perempuan dan diputuskan secara berjenjang, namun tetap keputusan siapa yang akan di usung tergantung DPP PKS.
"Kalau itu diterima masyarakat sebagai kekuatan di Mataram, selain beberapa tokoh melebihi dari daripada yang lain, kenapa tidak. Tapi kembali lagi semuanya nanti DPP yang memutuskan," jelas Hadi.
Disinggung, terkait keputusan DPW PKS yang lebih mendorong kader perempuan maju di Pilkada Mataram, Hadi menyatakan menyerahkan hal itu kepada masyarakat yang menilai.
"Kalau tanggapan masyarakat cocok tidak jadi soal. Karena ini masih polemik bisa nomor dua," katanya.
Diketahui, DPW PKS NTB memberikan dukungan terhadap kader perempuan untuk maju di Pilkada Kota Mataram 2020.
Ketua Komisi Kebijakan Publik MPW PKS NTB Johan Rosihan, menyebutkan ada sejumlah nama kader perempuan di PKS yang didorong maju, antara lain Nuryanti Tadjudin yang merupakan istri mantan Ketua DPW PKS NTB Suryadi Jaya Purnama. Saat ini Nuryanti Tadjudin menjabat sebagai kepala bidang (kabid) di Bappeda Provinsi NTB.
Selanjutnya, Hj Istiningsih merupakan calon anggota legislatif terpilih pada Pemilu 2019 untuk DPRD Kota Mataram. Dia juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD NTB dua periode.
Kemudian, Lilik Sri Hartini yang kini menjabat Wakil Direktur SDIT Anak Sholeh Mataram dan Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri Cakranegara. Selain itu, Dwi Anggraini Kusumah pengusaha muda di bidang properti dan Febri Khairunnisa aktivis perempuan dan Direktur Bank Sampah Bintang Sejahtera.
"Ini beberapa kader perempuan dan keluarga besar PKS yang siap diorbitkan," ujarnya.
Disinggung siapa di antara lima kader perempuan yang dianggap mumpuni untuk diusung di pilkada nanti, Ketua Fraksi PKS DPRD NTB ini menegaskan masih dibahas dan akan diajukan melalui mekanisme dalam forum pengambilan kebijakan partai.
"Insya Allah dalam waktu dekat akan dimulai tahapannya melalui pemilu internal kader Kota Mataram," kata Johan Rosihan.
Ditanya mengapa PKS tidak mengusung calon laki-laki, Johan Rosihan menegaskan masih ada tujuh pilkada kabupaten dan kota di NTB yang menjadi prioritas PKS untuk diorbitkan.
Menurut Johan, Kota Mataram membutuhkan figur pemimpin perempuan untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan yang masih membelit ibu kota Provinsi NTB itu, seperti persoalan sampah, tata ruang dan masalah manajemen pemerintahan.
"Masalah-masalah dasar seperti ini akan selesai oleh pemimpin perempuan karena perempuan itu lebih teliti dan telaten," katanya.
Berita Terkait
Pengamat: PDI Perjuangan dan PKS berpeluang jadi opisisi
Jumat, 26 April 2024 13:33
Soal Prabowo kunjungi PKS, Aboe: Semoga dalam waktu dekat
Rabu, 24 April 2024 14:06
Duet Zul-Rohmi di Pilgub NTB tergantung partai koalisi
Selasa, 16 April 2024 17:09
PKS siap berkontestasi dalam Pilkada Jakarta
Minggu, 7 April 2024 22:40
Pemerintah harus tegas terhadap pabrik sawit tanpa kemitraan
Rabu, 27 Maret 2024 21:42
Strategi penempatan caleg tingkatkan perolehan suara Pemilu 2024
Sabtu, 23 Maret 2024 5:07
Soal Pilkada DKI, PKS masih perjuangkan Anies masuk putaran kedua di Pilpres 2024
Selasa, 27 Februari 2024 7:09
Mardani: Pemilu bukan sekadar pertarungan kekuasaan
Minggu, 28 Januari 2024 19:46