Jelang opspek, Mahasiswa khawatir gedung runtuh lagi

id gedung runtuh

Jelang opspek, Mahasiswa khawatir gedung runtuh lagi

Pekerja mengoperasikan sebuah alat berat untuk membersihkan puing-puing bangunan gedung kuliah yang runtuh di Kampus IAIN Palu, Sulawesi Tengah, Senin (25/2/2019). Sejumlah gedung perkuliahan IAIN Palu yang rusak akibat terjangan tsunami 28 September 2018 mulai direhabilitasi dengan anggaran mencapai Rp30 miliar bersumber dari Asian Development Bank (ADB) dan untuk sementara mahasiswa melaksanakan kuliah di luar kampus hingga selesainya perbaikan tersebut. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/aww.

Mataram (ANTARA) -  Mahasiswa Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengkhawatirkan kondisi gedung Fakultas Adab yang terdapat banyak kerusakan, seperti dinding retak dan runtuh.

Hafizah, mahasiswa baru mengatakan jika gedung Fakultas Adab belum dilakukan uji kelayakan, menurutnya lebih baik kegiatan Ospek dilakukan di luar gedung tersebut.

"Karena kan takut kedepannya gatau apa yang terjadi sama alam dan kondisi bangunannya, nanti kalo ada orang di dalamnya kan bahaya," ungkapnya saat dikonfirmasi, Jumat (16/8).

Hafizah pun meminta kepada panitia penyelenggara Ospek untuk memikirkan ulang agenda kegiatan yang bakal di gelar di area gedung tersebut, menurutnya lebih baik mencari opsi lain daripada membahayakan keselamatan mahasiswa.

"Kan lebih baik menghindari, memangnya kaka (Panitia) yang nempatin acara disana tidak memikirkan apa yang akan terjadi nantinya," tambahnya.

Diketahui kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun akademik 2019/2020 yang akan digelar pada 26-29 Agustus 2019 mendatang.

Kekhawatiran tidak hanya datang dari mahasiswa, hal sama diungkapkan oleh Kepala Bagian Umum UIN Jakarta Edy Suandi, ia mengatakan gedung tersebut masuk kategori baru dan seharusnya kuat, tapi dengan adanya banyak kerusakan dirinya mengkhawatirkan kondisi gedung tersebut.

"Adanya keretakan sebenarnya khawatir, paling tidak kalau dia roboh, menimpa, kalau roboh secara gedung mungkin tidak, tapi kalau tiba-tiba ada angin ada yang rontok, dan bahaya, apalagi kan ini diisi aktivitas mahasiswa, dosen dan segala macam, tapi kalau itu terjadi juga, itu diluar kemampuan kami, kami hanya meminimalisir," tutur Edy.

Edy telah meminta pihak Fakultas untuk merancang pembiayaan agar dilakukan perbaikan dan uji kelayakan.

"Mungkin perlu diteliti lebih lanjut, karena itu menyangkut masalah keamanan, pihak fakultas diminta merancang berapa biaya untuk dilakukan perbaikan, supaya tahun depan bisa dianggarkan," kata Edy.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengajuan uji kelayakan oleh pihak Dekanat Fakuktas Adab telah diakukan sebelum peristiwa jatuhnya bagian dinding gedung akibat diguncang gempa Banten dengan magnitudo 6,9 pada Jumat (2/8) pukul 19:03:21 WIB, namun proses tersebut belum ada keputusan apapun.

"Belum ada hasil, 1 bulan yang lalu, kami sudah minta pihak rektorat  uji kelayakan untuk kepentingan tersebut dan baru diperiksa oleh bagian bagian perencanaan pusat karena ini akan berhubungan dengan anggaran," ungkap Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Ade Abdul Hak saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.