Gubernur NTB dorong konektivitas wilayah untuk membuka ekonomi baru

id Gubernur NTB,Zulkieflimansyah,Konektivitas Wilayah,Pertumbuhan Ekonomi Baru,Kementerian Bappenas,RPJMN 2020

Gubernur NTB dorong konektivitas wilayah untuk membuka ekonomi baru

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah saat menyampaikan pandangannya pada Rapat Konsultasi Regional Penyusunan RPJMN 2020-2024 bersama Kementerian Bappenas di Labuan Bajo, NTT, Senin (26/8/2019). (ANTARA/Humas Pemprov NTB/dok).

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah mendorong konektivitas wilayah darat, laut dan udara yang akan menjadi penunjang penting bagi pembangunan serta pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Nusa Tenggara.

"Tidak ada gunanya NTT punya Komodo yang hanya satu-satunya di dunia. Tidak ada gunanya NTB punya pantai, Gili, Rinjani dan Tambora yang Indah, kalau untuk menuju ke destinasi itu orang harus berjuang antara hidup dan mati, tidak ada yang mau datang ke sana," kata Zulkieflimansyah pada Rapat Konsultasi Regional Penyusunan RPJMN 2020-2024 bersama Kementerian Bappenas di Labuan Bajo, NTT dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Selasa.

Gubernur NTB menyebutkan konektivitas wilayah akan berdampak positif bagi pembangunan yang terus dilakukan khususnya di provinsi NTB.

Melalui konektivitas wilayah itu, ia meyakini, akan membuka lebih banyak peluang investasi di kawasan pertumbuhan ekonomi baru, baik di sektor pariwisata maupun industri.

"Seindah apapun destinasi wisata yang kita tawarkan ke turis, kalau akses menuju tempat susah, mereka tidak akan mau datang," ucapnya.

Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini, meminta dukungan semua pihak dalam upaya membangun konektivitas wilayah, dalam hal ini pemerintah pusat untuk lebih berani memberikan subsidi bagi daerah yang memiliki potensi mendatangkan turis skala nasional maupun mancanegara.

"Kami membayangkan turis akan berbondong bondong ke Lombok, jika ada direct flight Melbourne to Lombok, Sydney to Lombok, Lombok to Singpura dan sebagainya," tutur Gubernur NTB.

Selain itu, Gubernur NTB juga menyampaikan kesiapan NTB menjadi daerah industri di bidang peternakan, pertanian serta pertambangan.

Kaitan hal itu Doktor Zul meminta agar Bappenas memberikan ruang agar NTB bisa menjadi bagian dari pengolahan bukan hanya sekedar memproduksi bahan mentah saja.

Lebih lanjut, Zulkieflimansyah menegaskan industri tidak selamanya dilakukan secara skala besar, namun juga skala kecil dalam hal ini mampu mengolah bahan baku sendiri. Seperti menghadirkan industri pakan ternak, sebagai bagian dari tindak lanjut pengembangan sapi dan jagung di NTB.

Sedangkan untuk sektor pertambangan, akan dibangun smelter yang akan mengolah hasil tambang yang di NTB.

"Diharapkan smelter ini akan memiliki dampak besar bagi kemajuan NTB dengan industri turunan lainnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi juga mengungkapkan hal sama terkait konektivitas wilayah, menurutnya perlu sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah ataupun sesama pemerintah daerah sendiri.

"Kita tahu di NTB ada KEK Mandalika, Rinjani, dan Samota. Sedangkan di NTT ada pulau Komodo serta Labuan Bajo, ini merupakan daerah potensial yang harus dikembangkan maka perlu dukungan dari pemerintah pusat dari segi infrastruktur konektivitas," ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Utama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Gellwynn Daniel Hamzah Jusuf, merespon dengan meminta kedua provinsi untuk secara aktif memberikan masukan terkait penyelarasan target agenda pembangunan nasional dengan agenda daerah per pulau besar.

Ia menjelaskan dalam proses pembahasan rapat konsultasi regional RPJMN kali ini, sangat penting mensinkronkan program kerja daerah dengan pemerintah pusat, apalagi rapat konsultasi kali ini tujuannya untuk menyelaraskan agenda pembangunan khususnya di wilayah Nusa Tenggara.