PRODUKSI PADI NTB MENINGKAT 7,37 PERSEN

id


Mataram, 6/1 (ANTARA) - Produksi padi di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama 2009 mencapai 1.879.641 ton gabah kering giling (GKG) atau meningkat 7,37 persen jika dibandingkan dengan 2008 yang tercatat 1.750.677 ton.

Gubernur NTB KH. M. Zainul Majdi mengatakan data itu kepada wartawan usai membuka sosialisasi beras untuk keluarga miskin (raskin) 2010 di Mataram, Rabu.

"Data produksi beras itu bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang telah dikompilasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB," ujarnya.

Dengan mengacu kepada data BPS dan dinas teknis, Gubernur NTB periode 2008-2013 itu menyebutkan, kenaikan produksi padi yang cukup tinggi terjadi pada padi ladang yang mencapai 12,2 persen, sedangkan padi sawah 6,8 persen.

Meningkatnya produksi padi tersebut akibat kenaikan luas panen dan kenaikan produktivitas padi sawah maupun ladang.

Luas panen padi sawah meningkat 3,8 persen pada 2009 dari tahun sebelumnya, sementara padi ladang mencapai 8,8 persen.

Produktivitas padi sawah maupun padi ladang pada 2009 meningkat masing-masing 2,8 persen dan 3,1 persen jika dibandingkan dengan 2008.

Sementara luas panen padi sawah pada 2009 mencapai 317.939 hektare dengan produktivitas 52,30 kuintal per hektare sehingga produksi padi sawah mencapai 1.622.677 ton GKG.

Luas panen padi ladang pada 2009 mencapai 58.159 hektar dengan produktivitas 37,31 kuintal per hektare sehingga produksinya mencapai 216.954 ton.

Dengan demikian produksi padi (padi sawah dan ladang) di NTB pada 2009 mencapai 1.879.641 ton GKG.

Majdi mengatakan, pihaknya terus mendorong upaya perluasan lahan garapan pertanian untuk mempertahankan predikat provinsi itu sebagai lumbung padi nasional.

Potensi lahan pertanian di NTB seluas 1.109.599 hektare namun baru dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian pangan seluas 497.893 hektare.

Areal pertanian yang dikategori lahan irigasi seluas 146.916 hektare, nonirigasi 35.339 hektare, lahan tadah hujan seluas 28.553 hektare dan lahan kering seluas 287 hektare.

"Masih cukup luas lahan pertanian yang belum tergarap dan potensi itu dapat dimanfaatkan untuk perluasan areal garapan pertanian demi peningkatan produksi di masa mendatang," ujarnya. (*)