Tawuran Manggarai jadi tradisi balas dendam warga

id Tawuran Manggarai

Tawuran Manggarai jadi tradisi balas dendam warga

Sejumlah remaja terlibat tawuran di Manggarai, Rabu (4/9/2019). ANTARA/Istimewa/aa.

Mataram (ANTARA) - Pintu sebuah warteg di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, jebol akibat dirusak oleh massa yang terlibat tawuran pada Rabu (4/9). Warungnya terletak di sisi perlintasan rel kereta, yang menjadi titik awal tawuran antarwarga kawasan Manggarai hingga perbatasan ke Pasar Rumput, Jakarta Selatan.


"Warung sudah sempat saya tutup untungnya, cuma pintunya ya jebol begini kena tawuran," ujar pedagangnya

Was-was tetap dirasakan, namun ia menganggap hal itu sudah biasa sehingga tetap kembali berjualan pascatawuran terjadi.

Tak hanya itu, tawuran Manggarai sebabkan lintas kendaraan macet, sejumlah fasilitas umum rusak. Bahkan Kereta Rel Listrik (KRL) harus berhenti beberapa saat dan menyulitkan pekerja kantoran pulang gara-gara tawuran Manggarai Rabu (4/9) sore.

Tawuran antarwarga di kawasan Manggarai terjadi sebanyak dua kali di tempat yang berbeda.

Menurut Kepala Polsek Setiabudi Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar (AKBP) Polisi TP Simangunsong, peristiwa pertama pukul 17.05 WIB di atas rel kereta api dekat Manggarai.

Peristiwa tersebut membuat PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) harus mengondusifkan pelanggannya karena terhambatnya perjalanan akibat tawuran itu.

Pelaku kekerasan antarwarga tersebut dipukul mundur oleh aparat Kepolisian dengan menggunakan gas air mata. Namun kembali pecah sekitar pukul 17.07 di JPO Jayakarta Jakarta Selatan.

Pada saat tawuran warga membawa senjata tajam dan saling lempar batu. Jumlah warga yang tawuran sekitar 300 orang dan akhirnya berhasil dihentikan oleh polisi.

Tawuran yang terjadi di Manggarai melibatkan tiga kelompok warga, yakni warga Tambak dan Megazen, Tebet (Jakarta Selatan) dan warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.

Simangunsong menyebutkan warga Tambak, Jakarta Pusat, bergabung dengan warga Megazen ingin menyerang warga Menteng Tenggulun. "Jadi yang tawuran bukan warga Setiabudi, tapi ketiga kelompok warga tadi," katanya.

Mereka menyerang melewati perbatasan jalan dengan Setiabudi. Motif tawuran Manggarai hingga saat masih didalami oleh Satuan Polisi Pamong Praja beserta penyidik dari Kepolisian setempat.

Yang jelas akan ada pertemuan antara warga dengan camat dan lurah untuk mengatasi tawuran yang melibatkan tiga kelompok warga di Manggarai.

Namun di kawasan itu ada juga sebagian warga yang masih trauma terhadap tawuran. Mereka menutup Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jayakarta dengan alasan mencegah terjadinya bentrokan susulan.

Pintu pagar jembatan yang menghubungkan permukiman Menteng Tenggulun dengan Jalan Sultan Agung, Manggarai, ditutup dan diikat dengan kawat. Warga tidak bisa melintasinya.

"Imbas kemarin, jadi pagar ditutup sama warga diikat pakai kawat, katanya cegah supaya enggak ada yang coba-coba masuk," kata petugas Pospol Subsektor Pondok Rumput, Aiptu Dhani saat ditemui di Pospol Subsektor Pondok Rumput.