Rumah Sakit Diminta Sediakan Fasilitas Bermain Anak

id FAsilitas bermain anak

Fasilitas bermain anak di rumah sakit dan puskesmas ini penting, agar anak-anak bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya
Mataram,  (Antara)- Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana meminta pihak rumah sakit dan puskesmas menyediakan fasilitas bermain anak sebagai bentuk komitmen mewujudkan Mataram menuju Kota Layak Anak (KLA) 2018.

"Fasilitas bermain anak di rumah sakit dan puskesmas ini penting, agar anak-anak bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya," katanya usai membuka kegiatan sosialisasi KLA di Mataram, Kamis.

Dikatakannya, selain dapat dimanfaatkan oleh anak-anak pengunjung pasien, fasilitas bermain anak di rumah sakit dan puskesmas juga dapat dimanfaatkan oleh anak-anak yang sedang dirawat sebagai tempat hiburan mereka.

Ia mengatakan, keberadan fasilitas ruang bermain anak di rumah sakit dan puskesmas bisa menjadi salah satu pendukung untuk mewujudkan Kota Mataram sebagai KLA tahun 2018.

Sementara untuk fasilitas bermain anak di Kota Mataram, pemerintah telah merealisasikan pada sejumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah dilengkapi dengan fasilitas edukasi dan rekreasi agar anak-anak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya.

Pasalnya, untuk menjadi sebuah KLA sesuai PP Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kota Layak Anak, telah ditetapkan beberapa "cluster" yang menjadi tolok ukur dalam pencanangan sebuah kota layak anak.

Antara lain terpenuhinya kebebasan anak dan hak sipil anak, hak pada lingkungan dan keluarga, pendidikan dan kesehatan.

"Pelaksanaan dari "cluster` itulah yang saat ini kita inginkan untuk dapat dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan dalam menentukan setiap kebijakannya," katanya.

Contohnya, dinas perhubungan harus mendukung dengan menggagas pembentukan jalur khusus anak dan anak berkebutuhan khusus, sehingga anak-anak bisa merasa aman dan nyaman pada saat beraktivitas terutama saat pulang dan pergi sekolah serta saat berada di terminal.

Begitu juga bidang pendidikan dan sosial, dinas pendidikan harus mampu menyusun program untuk menekan angka putus sekolah dan pembinaan anak jalanan.

Sementara untuk pemenuhan "cluster" kebebasan anak dan pemenuhan hak sipil anak, di Kota Mataram sudah terbentuk Dewan Anak Mataram (DAM) yang merupakan salah satu wadah untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan anak yang nantinya dapat disampaikan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai dengan bidangnya.

Begitu juga dalam bidang kesehatan, saat ini Pemerintah Kota Mataram sudah memiliki empat puskesmas rawat inap yang sekaligus menjadi tempat pemulihan gizi anak.

"Artinya jika ada anak terindikasi kurang gizi, maka pihak puskesmas akan memberikan pelayanan maksimal hingga anak bersangkutan memiliki gizi cukup," katanya.

Terkait dengan itu, wakil wali kota menilai, sosialisasi KLA ini penting agar semua pemangku kepentingan dapat memberikan perhatian lebih khusus terhadap masa depan anak-anak di Mataram.

"Sekaligus sebagai perlindungan hak-hak asasi anak, serta melihat isu-isu penting untuk dibahas bersama dalam upaya pemenuhan dan perlindungan hal anak," katanya.