Kapolda NTB: Mawardi diduga keluar daerah

id DIrektur RSUP

Kapolda NTB: Mawardi diduga keluar daerah

Selebaran pencarian Direktur RSUD NTB dr H Mawardi Hamri. (1)

"Prediksi kami sudah keluar NTB. Kemarin ada `handphone` aktif, hilang lagi"
Lombok Tengah (Antara NTB) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigadir Jenderal Polisi Umar Septono menduga Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB dr Mawardi Hamri sudah berada di luar daerah berdasarkan jejak sinyal telepon selular.

"Prediksi kami sudah keluar NTB. Kemarin ada `handphone` aktif, hilang lagi," kata Umar Septono usai menyerahkan bantuan pembuatan sumur bor sumber air bersih bagi warga Desa Ketare dan Desa Semoyang, Lombok Tengah, yang dibiayai dari dana tanggung jawab sosial perusahaan PT Telkomsel di Lombok Tengah, Selasa.

Mengetahui ada kemungkinan keluar NTB, Umar mengaku sudah menugaskan sejumlah anggota untuk melakukan upaya pencarian sesuai petunjuk sinyal telepon selular yang dipakai dr Mawardi Hamri.

"Hari ini sudah saya perintahkan anggota untuk lakukan pencarian keluar daerah," ujarnya tanpa mau menyebut jumlah anggota yang ditugaskan dan daerah yang dimaksud.

Direktur RSUD Provinsi NTB dr H Mawardi Hamri dilaporkan hilang pada 23 Maret 2016 dari rumah dinasnya di Jalan Langko 31 Kota Mataram.

Polda NTB sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk kerabat dekat pejabat publik berusia 55 tahun asal Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur itu.

Tak sampai di situ, jajaran Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda NTB juga meminta bantuan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Denpasar guna mengecek seluruh isi kendaraan pribadi yang dipakai dr Mawardi Hamri sebelum dilaporkan hilang.

Namun dari hasil pemeriksaan Tim Labfor Cabang Denpasar pada Selasa (12/4) di Mapolda NTB, tidak ditemukan benda yang menandakan bekas darah atau sidik jari milik dr Mawardi.

Pihak keluarga juga sudah berupaya mengajak masyarakat ikut membantu polisi melakukan pencarian dengan menyediakan hadiah uang tunai senilai Rp200 juta.

Menurut Umar, anggotanya kesulitan melacak keberadaan dr Mawardi Hamri karena yang bersangkutan menghilang karena kemauan sendiri, bukan diculik.

"Kalau diculik pasti ada kekerasan, sehingga gampang dilacak, ini karena mau sendiri jadi susah mencarinya, tapi kami tetap melakukan upaya pencarian," katanya. (*)