Kurtubi Siap Perjuangkan Anggaran Penelitian Sektor Kelautan

id BBIL Mataram

Kurtubi Siap Perjuangkan Anggaran Penelitian Sektor Kelautan

Anggota Komisi VII DPR RI dari Partai Nasdem daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) Kurtubi. (ANTARA News) (1)

"Saya memang wajib mendukung program LIPI, terutama masalah anggaran yang harus melalui persetujuan Komisi VII"
Lombok Utara (Antara NTB) - Anggota Komisi VII DPR RI H Kurtubi berjanji siap memperjuangkan penambahan anggaran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengembangkan riset di bidang kelautan dan perikanan.

"Saya memang wajib mendukung program LIPI, terutama masalah anggaran yang harus melalui persetujuan Komisi VII," katanya pada acara peresmian Balai Bio Industri Laut (BBIL) Mataram, di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.

Ia menginginkan agar LIPI terus mengembangkan penelitian melalui rekayasa ilmiah, terutama di sektor kelautan dan perikanan.

Sebab, Indonesia yang merupakan negara maritim sangat membutuhkan dorongan untuk bisa maju dan menyaingi negara lain, terutama di kawasan Asia.

Anggota DPR RI dari Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) daerah pemilihan NTB ini, menilai kekayaan laut Indonesia tidak bisa berkembang tanpa penelitian ilmiah.

"Indonesia sudah tidak bisa lagi menggunakan cara tradisional, sementara negara-negara di kawasan Asia saja sudah maju, apalagi di Eropa," ujarnya.

Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, mengakui bahwa anggaran untuk melakukan penelitian relatif kecil, di sisi lain pihaknya dituntut mampu menghasilkan sebuah hasil penelitian yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan perekonomian bangsa.

"Postur anggaran tidak cukup realistis untuk mengembangkan penelitian yang bisa memberikan manfaat bagi bangsa dalam jangka panjang," katanya.

Sementara itu, Kepala Pusa Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah, menyebutkan alokasi anggaran untuk memajukan penelitian di Indonesia terbilang relatif rendah, yakni 0,009 persen dari total APBN.

Berbeda dengan negara-negara maju di kawasan Asia, seperti Singapura yang merupakan tetangga Indonesia, alokasi anggaran untuk penelitian menjadi prioritas.

"Makanya Singapura banyak mengundang peneliti dari berbagai negara, termasuk Indonesia untuk melakukan penelitian, mereka nanti yang membiayai karena jelas Singapura yang akan mendapat manfaatnya," kata Dirmansyah. (*)