Kementan harapkan komitmen pengusaha tidak mengimpor jagung

id impor jagung

Kementan harapkan komitmen pengusaha tidak mengimpor jagung

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana. (1)

"Impor jagung selesai pada 2017 karena ada penambahan luas lahan tanam mencapai tiga juta hektare"
Mataram (Antara NTB) - Kementerian Pertanian (Kementan) mengharapkan para pengusaha pakan ternak memiliki komitmen kuat untuk tidak mengimpor jagung mulai 2017 karena produksi di dalam negeri diperkirakan akan melebihi dari kebutuhan.

"Impor jagung selesai pada 2017 karena ada penambahan luas lahan tanam mencapai tiga juta hektare," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementan Pending Dadih Permana, di Mataram, Sabtu.

Hal itu dikatakan saat menjadi pemateri pada seminar nasional pengembangan pertanian berkelanjutan yang adaptif terhadap perubahan iklim menuju ketahanan pangan dan energi bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram).

Ia menyebutkan kebutuhan pabrik pakan ternak akan jagung sebagai bahan baku enam hingga 19 juta ton per tahun. Sementara angka produksi jagung yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mencapai 21 juta ton.

Oleh sebab itu, angka impor jagung sampai Oktober 2016 sudah bisa ditekan hingga 60 persen dari total kebutuhan pabrik pakan ternak.

"Jadi masih ada sisa 40 persen yang diimpor. Itu kita harapkan selesai pada 2017. Tapi itu membutuhkan komitmen semua pihak, terutama kalangan pengusaha," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura NTB Husnul Fauzi, mengatakan NTB memperoleh penugasan perluasan areal tanam jagung seluas 400 hektare pada 2017. Seluruhnya tersebar di Pulau Sumbawa.

"Perluasan itu merupakan bagian dari perluasan tiga juta hektare lahan jagung secara nasional pada 2017," katanya.

Penugasan perluasan areal tanam tersebut, kata dia merupakan bentuk penghargaan kepada petani NTB yang terus menggenjot produksi jagung setiap tahunnya.

Bahkan, Kementerian Pertanian juga memberikan penghargaan pelopor pertanian 2016 kepada kelompok tani jagung di Kabupaten Lombok Timur, yang dinilai mampu berinovasi dan meningkatkan produktivitas tanaman jagung.

"NTB tetap menjadi perhatian pemerintah pusat karena masuk tujuh besar provinsi pemasok jagung untuk kebutuhan nasional," ucap Husnul. (*)