Relokasi Pasar Kebon Roek Mataram Ditunda

id RELOKASI PASAR KEBON ROEK

Kita bukannya tidak jadi relokasi, tapi kita tunda karena kita membutuhkan solusi terhadap penanganan sampah yang ramah lingkungan, dan ada investor yang serius asalkan pemerintah kota menyiapkan lahan
Mataram (Antara NTB)- Rencana relokasi pasar tradisional Kebon Roek, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, untuk sementara ditunda karena lahan relokasi diprioritaskan untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik oleh investor dari Korea.

"Kita bukannya tidak jadi relokasi, tapi kita tunda karena kita membutuhkan solusi terhadap penanganan sampah yang ramah lingkungan, dan ada investor yang serius asalkan pemerintah kota menyiapkan lahan," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Rolisakana di Mataram, Senin.

Menurutnya, penundaan relokasi Pasar Kebon Roek juga berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran untuk pembangunan pasar tradisional baru di kawasan Kebon Talo.

Oleh karena itu, sebagai pengganti dari penundaan relokasi Pasar Kebon Roek, pemerintah kota berencana akan melakukan revitalisasi terhadap pasar tradisional tersebut.

Salah satu penataan yang akan dilakukannya adalah dengan membangun tangga pasar mulai dari lahan parkiran, sehingga pedagang dan pembeli tidak malas untuk naik.

"Kalau tangganya dibuat mulai dari parkiran seperti Pasar Cakranegara dan sejumlah pasar di luar daerah, kita yakin lantai dua dan tiga yang tidak termanfaatkan saat ini akan gunakan pedagang," katanya.

Wakil wali kota mengatakan, selama ini baik pedagang maupun pembeli enggan naik ke lantai dua dan tiga karena tangga berada di bagian dalam.

Akibatnya, lahan parkir dan terminal kendaraan di depan Pasar Kebon Roek berubah menjadi lapak pedagang.

"Kalau kita sudah buatkan tangga dari lahan parkir, kita optimistis pedagang dan pembeli akan naik, dan lahan parkir dan terminal bisa termanfaatkan secara maksimal," katanya.

Di samping itu, pihaknya juga telah meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk menata jaan bagian utara dan timur Pasar Kebon Roek, agar bisa menjadi terminal cidomo sebagai alat transportasi lokal.

"Keberadaan cidomo ini juga harus menjadi perhatian, karena ini keberadaanya masih dibutuhkan masyarakat lokal," katanya.

Lebih jauh, wakil wali kota mengatakan, penataan Pasar Kebon Roek juga sebagai upaya mendukung peningkatan kualitas pasar tradisional, apalagi Pasar Kebon Roek menjadi pasar wisata.

"Berada di jalur objek wisata, Pasar Kebon Roek selalu menjadi tujuan wisatawan yang ingin melihat secara rill kondisi pasar tradisional di kota ini," katanya. (*)