Poto Tano dan Seteluk paling banyak punya kampung keluarga berencana

id Keluarga Berencana,Poto Tano,Sekokang,NTB

Poto Tano dan Seteluk paling banyak punya kampung keluarga berencana

Sejumlah petugas kesehatan keluarga berencana mengacungkan salam genre (generasi berencana) sesaat sebelum berangkat bersama Kepala BKKBN Hasto Wardoyo ke kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (15/2/2020). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pd. (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)

Taliwang (ANTARA) - Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Sumbawa Barat yang dibentuk sejak 2017, paling banyak berada di Poto Tano dan Seteluk.

Kepala Dinas DPPKBP3A, Muhammad Suharno S Sos, di Taliwang, Selasa (18/2), mengatakan, siklus hidup di KSB saat ini menunjukan perkembangan dan peningkatan yang cukup signifikan, dimana peningkatan tersebut dapat dilihat dari penekanan angka kemiskinan KSB, pencanangan desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan berbagai perubahan kebiasaan masyarakat.

“Ada 23 kampung KB saat ini, jumlah ini sudah mencapai batas persyaratan pusat yaitu satu kecamatan satu kampung KB. Kampung KB ini adalah cara untuk membina masyarakat menjadi masyarakat yang berkualitas,” katanya.

Dalam kampung KB itulah, dinas fokus melaksanakan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). 

Program tersebut untuk meningkatkan kualitas penduduk, merencanakan kehidupan masyarakat yang baik dan tertata seperti merencanakan pernikahan, kehamilan, generasi yang sehat, anak-anak yang cerdas, semua itu direncanakan dan dipantau melalui program Bina Keluarga.

"Kami meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar menjadi lebih baik, seperti merencanakan pernikahan, kami himbau anak sekolah atau remaja untuk menikah minimal di umur 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria," jelas Suharno.

Setelah menikah, tambah Suharno, kami juga memantau proses kehamilan dan kelahiran dengan cara memberikan pemahaman tentang gizi sehingga kehidupan dan generasi nantinya berkualitas dan terhindar dari stunting.

Dalam mencapai hidup masyarakat yang berkualitas, Dinas KB bersinergi dengan seluruh stake holder baik di pemerintah daerah maupun dukungan dari pemerintah desa.

Dinas KB juga memberikan pemahaman kepada para remaja yang beranjak dewasa untuk menghindari tiga generasi, yaitu, generasi yang mengonsumsi narkoba, generasi yang menghindari pernikahan dini dan generasi yang tidak melakukan seks bebas.

"Kami juga meningkatkan kualitas hidup lansia dengan harapan para lansia usai pensiun dari kerjaan tetap bisa produktif," katanya.

Untuk mengukur pencapaian tersebut, setiap lima tahun sekali pemerintah pusat mendata dan mengukurnya dengan melihat perkembangan ekonomi dan permasalahan sosial yang timbul di suatu daerah.

"Alhamdulillah siklus kehidupan masyarakat di Sumbawa Barat telah meningkat, karena selain pendataan keluarga setiap lima tahun sekali, kami juga mengadakan Pemutahiran Basis Data Keluarga (PBDK), sehingga setiap tahun kualitas siklus hidup ini dapat dipantau agar terus berkembang  dan meningkat," katanya.

Kampung KB yang tersebar di seluruh kecamatan di KSB ini biasanya memiliki program binaan yang berbeda, hal itu tergantung dari kebutuhan atau situasi dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

Kampung KB tersebar di daerah-daerah terpencil dan pinggiran yang kualitas hidup masyarakatnya masih rendah dan membutuhkan sentuhan dan binaan khusus.

“Kendala terbesar untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat ini adalah mencoba mengubah pola pikir atau kebiasaan masyarakat yang tidak baik menjadi baik. Semoga dengan adanya program ini kualitas hidup masyarakat KSB terus berkembang sehingga mendukung pencapaian pemerintah memenuhi hak-hak dasar masyarakat, menekan stunting, dan menekan angka kemiskinan,” katanya.