"Saya merasa sangat beruntung dan terima kasih kepada semua yang telah membantu saya berkembang, belajar bisnis dan praktik desain dengan lebih baik, melakukan banyak kolaborasi, dan tentu memperbolehkan saya membantu banyak pihak sepanjang tahun ini," tulis Hian Tjen dalam sebuah keterangan pada foto yang dia unggah di laman media sosial miliknya.
"Jadi saya ingin merayakannya dan mengirimkan banyak terima kasih untuk semua cinta, kepercayaan, dan dukungannya," tambahnya.
Dalam pagelaran busana yang digelar di Palazzo Visconti itu, Hian Tjen membawakan 13 tampilan dari koleksi "Perfect10n" yang sebelumnya sudah ditampilkan di Jakarta dalam rangka merayakan 10 tahun dirinya berkarya di dunia fesyen beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, Hian Tjen tampaknya menambahkan sejumlah kreasi baru untuk pagelaran busananya.
Koleksi busana "Perfect10n" ini mendapatkan inspirasi dari kaum Amish, sebuah persekutuan gereja Kristen tradisional, yang menutup diri dari teknologi. Kendati demikian, Hian Tjen memberikan sentuhan modern yang kental dengan feminitas untuk koleksinya ini.
Berdasarkan hal itu Hian Tjen menampilkan banyak detil mulai dari bordir buatan tangan, aplikasi kristal, hingga teknik fabrikasi sulit yang menjadi ciri khas seluruh rancangannya.
Siluet yang elegan diciptakan melalui ragam bustier dengan detil berupa bordir bermotif bunga dan binatang buatan tangan, di atas bahan dari bahan jacquard (kain tenun bermotif layaknya kain printingan).
Aneka rok dan gaun panjang sederhana khas kaum Amish, diinterpretasikan dengan sangat indah dan menjadi mewah menggunakan bahan tulle yang ditumpuk, serta jaket berbahan jacquard putih dengan taburan kristal swarovski.
Mantel sederhana yang identik dikenakan kaum Amish, diubah oleh Hian Tjen menjadi mantel adibusana dari bahan sutera dengan bordir buatan tangan dan aplikasi berupa manik-manik.
"Kaum Amish membuatku penasaran, karena mereka membuat kerajinan yang paling indah," tulis Hian Tjen dalam sebuah keterangan foto yang dia unggah di laman Instagram miliknya.