Polisi bantu pemerintah melacak perjalanan warga PDP COVID-19 di NTB

id contact tracking pasien corona,pasien pdp,polda ntb,corona ntb

Polisi bantu pemerintah melacak perjalanan warga PDP COVID-19 di NTB

Karumkit RS Bhayangkara Mataram AKBP dr I Komang tresna (kiri) bersama Kabid Dokkes Polda NTB Kombes dr Ubaidillah (kanan), usai melihat kesiapan untuk menangani pasien COVID-19 di RS Bhayangkara Mataram, NTB. (ANTARA/Dhimas B.P.)

Mataram (ANTARA) - Pihak kepolisian yang bertugas di wilayah hukum Nusa Tenggara Barat (NTB) membantu pemerintah setempat melacak perjalanan warganya yang telah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

"Pelacakannya dilakukan dengan menerjunkan tim dari kriminal umum dan juga intelijen," kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto, di Mataram, Senin.

Baca juga: Daftar nama ratusan ODP di medsos, Pemkot Mataram: tidak benar data-data itu

Secara teknis, kepolisian yang bergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Bencana Nonalam COVID-19 lingkup kerja provinsi maupun daerah, akan merunut perjalanan pasien dari hasil wawancara.

Tindak lanjutnya, kepolisian akan melakukan "contact tracking" terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak fisik dengan pasien itu.

"Setelah ketahuan warga itu pernah kontak dengan PDP, kita minta mereka untuk melakukan 'rapid test' di rumah sakit. Tapi kalau tidak ada menunjukkan gejala, kita minta dia isolasi diri di rumah selama 14 hari," ujarnya.

Seperti kasus salah seorang PDP Kota Mataram berinisial YR (55) yang telah meninggal dunia sebelum hasil swab-nya keluar dari Litbang Kemenkes RI.

Baca juga: Pria Bulgaria positif COVID-19 sempat kabur ke Senggigi, kini dirawat di RSUD Kota Mataram

Berdasarkan kasus tersebut, Artanto menegaskan, pihak kepolisian hingga kini masih terus melakukan "contact tracking". Hasil di antaranya, terdapat 70 orang pernah kontak fisik dengan almarhum yang semasa hidupnya berprofesi sebagai pendeta tersebut.

"Jadi ada dari jemaat gerejanya yang pernah kontak fisik, itu sekitar 70 orang, mereka semua sudah kita minta tes, dan mereka sudah melakukan tesnya di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram," ujar dia pula.