UPDATE COVID-19 di NTB, pasien sembuh bertambah 7 orang, positif nihil

id Covid-19,Corona,NTB

UPDATE COVID-19 di NTB, pasien sembuh bertambah 7 orang, positif nihil

Ilustrasi - Corona virus (ANTARA/Shutterstock)

Mataram (ANTARA) - Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, H Lalu Gita Ariadi menyebutkan jumlah pasien yang sembuh dari virus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di daerah itu terus bertambah dari sebelumnya lima orang kini menjadi tujuh orang.

"Bahwa hari ini, tidak ada kasus baru, dan tidak ada kematian karena COVID-19. Namun, pasien sembuh dari COVID-19 bertambah dua orang," ujarnya di Mataram, Rabu.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB itu, mengatakan mereka yang dinyatakan sembuh itu, yakni pasien nomor 05 atas mama M, perempuan berusia 50 tahun warga Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa.

"Setelah hasil swab diperiksa dua kali negatif. Namun, pasien masih dirawat di RSUD HL Manambai Abdulkadir Sumbawa untuk perbaikan kondisi dan 
direncanakan segera ke luar rumah sakit," terangnya.

Selanjutnya, kata Gita, pasien nomor 09 atas nama NM, perempuan berusia 28 tahun warga Desa Toya, Kecamatan 
Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Di mana setelah diperiksa dua kali negatif. Pasien masih dirawat di RSUD R. Soedjono Selong untuk perbaikan kondisi dan direncanakan segera keluar rumah sakit. 

"Dengan bertambahnya pasien yang sembuh maka jumlah pasien konfirmasi positif COVID-19 di NTB tetap sebanyak 41 orang, dengan perincian tujuh orang sudah sembuh, dua orang meninggal dunia, dan 32 orang masih positif dan dalam keadaan baik. Jadi semua pasien yang dinyatakan sembuh berdasarkan hasil laboratorium swab negatif dua kali telah bebas dari COVID-19," jelas Gita.

Gita berharap masyarakat tidak perlu lagi khawatir tertular COVID-19 pada pasien yang telah sembuh serta mendukung pasien untuk melanjutkan perbaikan kondisi di rumah masing-masing sampai 14 hari setelah keluar rumah sakit.

Sementara itu, terkait jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 183 orang dengan perincian 94 orang PDP masih dalam pengawasan, 89 orang PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 12 orang PDP meninggal. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 4.000 orang, terdiri dari 1.153 orang masih dalam pemantauan dan 2.847 orang selesai pemantauan. 

Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif 
Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 912 orang, terdiri dari 819 orang masih dalam pemantauan dan 93 orang selesai pemantauan. Sedangkan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 34. 211 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 15.899 orang, dan yang selesai menjalani masa karantina 14 
hari sebanyak 18.312 orang.

Menurut Sekda, sebagian besar populasi berisiko sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT), yaitu kepada tenaga kesehatan ODP dan OTG serta PPTG terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Sebanyak 188 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil 7 orang (3,7 persen) dengan hasil reaktif, 705 ODP/OTG diperiksa dengan hasil 46 orang (6,5 persen) reaktif, dan 472 PPTG perjalanan Gowa Makassar diperiksa dengan hasil 108 orang (22,8 persen) reaktif. 

"Semua orang dengan hasil RDT reaktif dilanjutkan pemeriksaan swab sebagai standar pemeriksaan laboratorium untuk 
penegakan diagnosa COVID-19. Metode pemeriksaan dengan RDT yang dilakukan terhadap ODP, OTG dan PPTG merupakan langkah tepat sebagai deteksi dini untuk mencegah penularan COVID-19 lebih luas," ucapnya.

Meski demikian, lanjut Gita, semakin banyak warga yang terdeteksi, maka semakin mudah dan cepat kita bisa melakukan pencegahan dan tindakan penanganan medis. Jadi, dengan adanya rapid tes ini, kita dapat memperkirakan dan mempersiapkan diri jika dalam beberapa hari kedepan akan ada lonjakan jumlah pasien positif COVID-19. 

"Tetapi hal ini jangan dipandang sebagai hal yang buruk dan membuat panik. Justru ini adalah perkembangan positif, karena kita telah memulai langkah yang benar, untuk melakukan penanganan yang cepat dan tepat, sehingga semua pasien bisa sembuh dan masyarakat lainnya tidak terjangkit," katanya.