ISRAEL BUNUH KOMANDAN MILITER HAMAS
Gaza (ANTARA/Reuters) - Israel membunuh seorang komandan militer Hamas bernama Issa Batran dalam serangan udaranya ke Gaza, kata para pejabat Hamas, Sabtu.
Issa Batran gugur setelah kafilahnya terkena rudal pesawat tempur Israel.
Issa adalah komandan militer Hamas pertama yang gugur di Gaza sejak invasi membabi-buta selama tiga minggu Israel terhadap kota itu awal 2009.
Akibat serangan brutal Zionis Israel tahun 2009 itu, ribuan warga Palestina di Gaza tewas, termasuk kaum wanita dan anak-anak.
Pemakaman jenazah Issa Batran dihadiri ratusan orang pendukung Hamas.
Militer Israel berkilah bahwa serangan udaranya ke Gaza dengan sasaran posisi Hamas itu merupakan balasan atas penembakan sebuah roket ke kota Ashkelon.
Sementara itu, terkait dengan prospek perundingan damai langsung Paletina-Israel, Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan Presiden Palestina Mahmud Abbas bahwa kegagalan memulai kembali perundingan itu akan mempengaruhi hubungan AS-Palestina.
Peringatan itu disampaikan Obama dalam suratnya kepada Presiden Abbas, kata seorang pejabat Palestina di Ramallah, Sabtu.
Dalam surat itu, Obama juga berjanji mendekati negara-negara Arab, Eropa dan Rusia untuk mencari dukungan bagi rakyat Palestina jika perundingan langsung Palestina-Israel kembali terlaksana.
"Dalam surat itu, Presiden Barack Obama memperingatkan Presiden Mahmud Abbas bahwa penolakannya untuk kembali ke meja perundingan langsung dengan Israel bulan depan akan membawa konsekuensi bagi hubungan AS-Palestina," katanya.
Surat berisi 16 poin yang menerapkan pendekatan hadiah dan hukuman itu juga menggarisbawahi apa yang disebut Presiden Obama "kesiapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk kembali berunding".
"Kini saat yang tepat untuk memulai kembali perundingan langsung dengan Israel," kata Obama seraya menekankan kesiapan Netanyahu untuk "kembali berunding".
Terkait dengan masalah perundingan dengan Israel, Presiden Abbas mengajukan sejumlah syarat sebelum pihaknya mau memulai kembali perundingan perdamaian langsung dengan Tel Aviv.
Hanya saja syarat-syarat yang diajukan pemimpin Palestina itu ditolak pemerintah negara teroris Israel.
Di antara syarat-syarat itu adalah Israel harus sepenuhnya menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Yerusalem timur dan Tepi Barat yang dijajah Israel sejak 1967.
Presiden Abbas mengatakan, perundingan tentang wilayah perbatasan negara Palestina merdeka nantinya harus didasarkan pada kondisi perbatasan sebelum 1967.
Jika sampai September 2010 tidak ada kemajuan berkaitan dengan tuntutannya kepada Israel, Presiden Abbas mengancam akan berpaling ke Dewan Keamanan PBB. (*)