JUSUF KALLA PUN SIAP "BERTARUNG" DENGAN SBY DI PILPRES Oleh: Arnaz Ferial Firman

id

     Jakarta, 21/2(ANTARA)  - Mohammad Jusuf Kalla hari Jumat( 20/2) membuat kejutan bagi rakyat Indonesia ketika di Kompleks Istana Wakil Presiden mengumumkan kesiapan dirinya menjadi calon presiden masa bakti 2009-2014 sehingga akan bersaing dengan "bosnya" sendiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

     "Saya siap dalam posisi apa pun untuk bangsa ini," kata Jusuf Kalla  kepada wartawan di kantor Wakil Presiden, Jumat siang.

     Pengumuman resmi pengusaha yang kini menjadi Wakil Presiden itu disampaikan setelah pada hari Kamis(19/2) di Jakarta, dirinya selaku Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya menerima 33 ketua dewan pimpinan daerah (DPD) Golkar yang mendesak Kalla agar siap maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden dan wakil presiden yang dijadwalkan berlangsung Juli 2009.

     "Sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, saya tidak bisa bicara lain  selain dari apa yang diinginkan dan diputuskan dari bawah (sebagai capres, red)," kata Jusuf Kalla.

     Pengumuman lantang orang nomor satu di Golkar ini memang telah lama ditunggu-tunggu oleh para kadernya karena selama ini dari kalangan partai ini yang muncul barulah nama-nama orang lain mulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono X,  serta beberapa tokoh muda seperti  Marwah Daud Ibrahim serta Yuddy Chrisnandi.

     Dukungan terhadap Kalla sebenarnya banyak namun dia lebih sering disebut-sebut akan "dijodohkan" kembali dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden dan wakil presiden masa bakti 2009-2014 .

     Dalam berbagai kesempatan, baik Yudhoyono maupun Kalla  berulang kali telah menyebutkan bahwa pasangan mereka ini akan menyelesaikan tugas dengan baik sebagai pemimpin Kabinet Indonesia Bersatu hingga Oktober 2009.

     Sekalipun dalam  pemilihan nanti, Kalla harus "berkelahi" dengan  Yudhoyono, namun dia menegaskan sampai pelantikan presiden dan wakil presiden yang baru yang dijadwalkan berlangsung 20 Oktober mendatang, pasangan ini harus tetap bekerja sama erat memimpin pemerintahan.

     "Tidak boleh pecah(kongsi, red).  Bagaimana mau pecah kongsi, orang rakyat yang mengangkat," kata Jusuf Kalla pada jumpa pers yang mengejutkan ini.

     Ketika menjelaskan latar belakang pengumuman dirinya siap menjadi capres mendatang, Kalla mengemukakan bahwa sebagai partai yang besar, maka Golkar harus berani mempunyai sikap yang tegas dan jelas pada masa mendatang sehingga tidak dianggap "remeh" atau tidak dianggap enteng oleh partai-partai lainnya.

     Sebelumnya Wakil Ketua Umum  DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok pernah mengatakan bahwa diperkirakan Golkar hanya akan memperoleh suara 2,5 persen dalam pemilihan legislatif anggota DPD, DPR, serta DPRD pada 9 April mendatang.

     Walaupun kemudian Mubarok mengatakan angka 2,5 persen yang diucapkannya itu sebagai sebuah perumpamaan, namun pernyataannya itu telah menimbulkan reaksi keras dari para tokoh Golkar. Bahkan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah memberikan teguran keras kepada anak buahnya ini.

 

                                 "Mbak Ani"

     Ketika menanggapi pengumuman Jusuf Kalla bahwa Golkar akan mengajukan calon presidennya sendiri sehingga tidak sekedar sebagai pendamping dalam posisi wakil presiden, Ketua Bidang Politik DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan bagi Demokrat pencalonan diri Ketua Umum Golkar itu tidak perlu dipermasalahkan..

     "Kami menghargai langkah partai politik lainnya. Kami tidak khawatir terhadap langkah itu (putusan Kalla, red)," kata Anas yang pernah bertugas sebagai anggota KPU dan pernah pula menjadi Ketua Umum PH-HMI.

     Partai Demokrat sendiri sudah bulat mencalonkan SBY dalam pilpres mendatang namun "belum membahas" calon wakil presidennya. Karena Kalla sudah mengumumkan tekadnya untuk bersaing dengan SBY sebagai capres,  maka tentu Partai Demokrat harus mencari calon wakil presidennya  karena selama ini Jusuf Kalla dijadikan salah satu alternatif  cawapresnya.

     Namun di sela-sela Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta baru-baru ini, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok sempat mengajukan wacana yang menarik  ketika berbincang dengan beberapa  wartawan tentang tokoh ideal yang pantas dijadikan pendamping SBY sebagai wakil presiden untuk masa bakti 2009-2014.

     "Calon wakil presiden yang ideal bagi SBY adalah orang muda   sehingga dia bisa menjadi calon presiden pada pilpres tahun 2014," kata Mubarok yang kemudian menyebut nama Sri Mulyani yang sekarang jabatannya adalah Menteri Keuangan sambil merangkap pos Pelaksana Jabatan Menteri Koordinator Perekonomian untuk menggantikan Boediono yang telah menjadi Gubernur Bank Indonesia.

     Mubarok memang tidak menjelaskan apakah nama Sri Mulyani yang disebutkannya itu baru merupakan "pemikirannya sendiri" ataukah sudah menjadi wacana yang berkembang luas di kalangan para elit Partai Demokrat.

     Pengumuman Jusuf Kalla siap menjadi capres mendatang serta ucapan Mubarok bahwa SBY perlu calon wakil presiden yang muda seperti Sri Mulyani yang akrab dengan sebutan "Mbak Ani" akan menambah semaraknya  pembicaraan tentang pilpres. Apalagi Megawati belum menyebutkan calon pendampingnya serta belum jelasnya nasib Sri Sultan Hamengku Buwono X  dalam kancah politik di tanah air. (*)