Mataram (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Nusa Tenggara Barat sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp431,67 miliar untuk membeli sebanyak 52.981 ton setara beras produksi petani hingga 14 Juli 2020.
Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Abdul Muis Sayyed Ali, di Mataram, Selasa mengatakan, dana ratusan miliar untuk membeli gabah/beras hasil produksi petani NTB tersebut merupakan pinjaman komersial dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
"Dana tersebut dirasakan langsung oleh petani di desa, sehingga petani tidak begitu merasakan dampak pandemi COVID-19. Jadi Bulog sudah mampu melaksanakan tugas dengan baik di tengah wabah virus corona," katanya dalam pertemuan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB.
Ia mengatakan upaya penyerapan gabah/beras produksi petani masih terus berjalan, sehingga nilai uang untuk pembelian mencapai Rp1 triliun lebih hingga akhir tahun. Total beras yang akan dibeli sebesar 10 persen dari potensi produksi petani di NTB, yang mencapai 700 ton pada 2020.
Namun, kata Muis, stok beras yang sudah tersimpan di gudang tidak bisa secara cepat untuk disalurkan kepada masyarakat karena sudah tidak lagi diberi tugas menyalurkan beras untuk keluarga miskin (raskin), setelah diganti menjadi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Kondisi tersebut menyebabkan Bulog NTB terbebani pembayaran bunga pinjaman bank sebesar Rp33 miliar per tahun atau Rp93 juta per hari.
Oleh sebab itu, pihaknya mengupayakan agar stok beras yang sudah dibeli dari petani dikirim ke sejumlah provinsi yang kekurangan produksi agar beban pembayaran pinjaman di bank bisa terealisasi tepat waktu.
"NTB patut berbangga karena masih mampu memenuhi kebutuhan pangan provinsi lain. Bulog NTB sudah mengirim beras ke Bali sebanyak 1.500 ton, NTT 17.150 ton, dan ke Jakarta untuk bantuan sosial yang disalurkan Presiden sebanyak 4.000 ton," ujar Muis.
Selain mengirim beras ke luar NTB, kata dia, pihaknya juga tetap melaksanakan operasi pasar beras dalam rangka ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) bersama pemerintah daerah.
Pelaksanaan operasi pasar KPSH dilakukan oleh Kantor Wilayah Bulog NTB, Kantor Cabang (Kancab) Sumbawa, Kancab Bima, dan Kancab Lombok Timur.
Total beras yang sudah terjual melalui operasi pasar tersebut sebanyak 25.738 ton hingga 13 Juli 2020. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun 2019 sebanyak 19.713 ton, dan sebanyak 16.201 ton pada 2018.
Melalui operasi pasar tersebut, lanjut Muis, pihaknya menjual beras kualitas medium dengan harga terjangkau, yakni Rp8.100 per kilogram.
"Peran Bulog memang menstabilkan harga. Saat harga gabah murah Bulog ditugaskan membeli dengan harga mahal, tapi ketika harga beras mahal Bulog diminta menjual dengan harga murah. Itu suatu tugas yang mulia," katanya.