Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj Sitti Rohmi Djalilah meminta kabupaten kota melakukan tracing (pelacakan) secara masif untuk menekan penyebaran COVID-19 di daerah itu.
"Kita harus tegas menangani penyebaran COVID-19. Semua kabupaten kota harus kita tracing secara masif," kata Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah saat memimpin rapat penanganan COVID-19 di kantor Gubernur NTB, Senin.
Angka pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi NTB terus mengalami penambahan yang signifikan. Bahkan jumlah orang yang meninggal karena COVID-19 pun mengalami peningkatan setiap harinya. Tentu hal ini membutuhkan keseriusan dari pemerintah provinsi bersama kabupaten kota untuk melacak sumber penyebaran COVID-19 serta terus meningkatkan sosialisasi dan disiplin protokol kesehatan.
Rohmi menyebutkan tracing masif wajib ditingkatkan agar penanganan COVID-19 lebih tepat dan terukur. Untuk itu, kata dia, pemerintah tidak boleh lengah, kebijakan harus ditegaskan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 di seluruh daerah NTB.
"Ini masalah kesehatan dan nyawa orang. Jadi seluruh pedoman kesehatan COVID-19 harus dijalankan sebaik mungkin," jelasnya.
Menurut Wagub NTB, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten kota harus seirama dalam menangani penyebaran COVID-19, agar tidak terbuang percuma energi dan anggaran yang telah dikucurkan selama ini.
"Saat ini kita sedang perjuangkan nasib dan nyawa masyarakat," ujar Rohmi.
Rohmi juga mengingatkan agar para kepala daerah tetap fokus dan tidak acuh dalam menangani COVID-19. Sebab, jika hal ini dibiarkan akan menjadi bom waktu yang tak terhindarkan. Sehingga orang tua, anak-anak yang rentan terhadap COVID-19 akan tertular semua.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi menyebutkan, hingga saat ini angka pasien positif tertinggi ada di Kota Mataram dengan jumlah 289 orang. Disusul Kabupaten Lombok Barat dengan angka pasien positif 185 orang.
"Melihat kasus yang bertambah, Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten kota terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan tracing terutama di lingkungan pasar yang ada di Kota Mataram," jelasnya
Ia menjelaskan, bahwa semua kabupaten kota di NTB masuk dalam kategori risiko tinggi penyebaran COVID-19. Karena itu, meski di masa kelonggaran yang terjadi di mana-mana pemerintah terus berikhtiar untuk mencegah penyebarannya dengan mengedepankan kegiatan tracing.
Dari data gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 tingkat Provinsi NTB tanggal (2/8) menyebutkan bahwa Kota Mataram terjadi penambahan pasien COVID-19 sebanyak 6 orang, sembuh 3 orang tanpa ada yang terkonfirmasi meninggal. Lombok Barat penambahan positif 15 orang, sembuh 3 orang dan meninggal 2 orang.
Sementara untuk Lombok Tengah, 1 orang terkonfirmasi positif, sembuh 1 orang tanpa ada yang meninggal. Lombok Utara, 1 orang terkonfirmasi positif. Lombok Timur 4 orang positif, sembuh 1 orang. Kabupaten Dompu, 8 orang terkonfirmasi positif tanpa sembuh dan yang meninggal. Sedangkan untuk kabupaten Sumbawa, KSB, Kabupaten Bima dan Kota Bima masih dalam keadaan aman dan terkendali.
Berita Terkait
National retail industry has recovered from COVID-19 effects: Minister
Kamis, 2 Mei 2024 17:15
TTS akibat vaksin AstraZeneca sangat langka
Rabu, 1 Mei 2024 19:43
CKPN sebut Cadangan kerugian perbankan per Februari bisa tutup kredit macet
Rabu, 3 April 2024 6:26
OJK mengumumkan restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir
Minggu, 31 Maret 2024 19:39
Stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 19:30
OJK akhiri restrukturisasi kredit
Minggu, 31 Maret 2024 18:47
Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:04
COVID-19 pandemic provideslesson to anticipate unknown viruses
Senin, 4 Maret 2024 5:40