Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan satu rumah nelayan di Lingkungan Mapak Indah, Kecamatan Sekarbela, roboh akibat abrasi pantai.
"Kejadiannya pada Selasa (8/12) 2020, dan paginya kita sudah melakukan antisipasi mengisi karung dengan pasir untuk menjaga gelombang sebab pantuan kita pada malam harinya bagian fondansi rumah warga tersebut sudah tidak ada," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Mataram Arif Rahman di Mataram, Rabu.
Namun lanjutnya, baru sekitar dua jam tim BPBD dan Dinas Pekerjan Umum menyelesaikan pemasangan karung, BPBD mendapat laporan kalau rumah nelayan tersebut roboh diterjang abrasi pantai.
"Tidak ada korban jiwa, karena pemilik rumah yang beranggotakan tiga orang sudah mengevakuasi diri ke rumah keluarganya yang tidak jauh dari lokasi rumah mereka yang roboh," katanya.
Tekait dengan itu, pihaknya terus mengimbau masyarakat terutama yang tinggal di sepanjang pesisir pantai agar wasapada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Nelayan juga sudah diimbau agar untuk sementara tidak melaut sampai kondisi cuaca membaik.
"Dalam hal ini, warga pesisir sudah paham dalam membaca cuaca sehingga warga yang merasa berada di sempadan pantai sudah pindah sementara ke tempat yang lebih aman," katanya.
Berdasarkan informasi dari BMKG, tambah Arif, cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan deras akan terjadi dua hingga tiga hari ke depan.
"Ini memang awal dari cuaca ekstrem, puncaknya terjadi pada akhir Desember 2020, Januari dan Februari 2021. Jadi tetap waspada," demikian Arif Rahman.