Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, secara fisik proses pembangunan rumah tahan gempa (RTG) bagi korban gempa bumi 2018 kategori rusak sedang dan ringan sudah mencapai 99 persen dari 1.033 unit rumah.
"Alhamdulillah, proses pembangunan RTG bagi korban gempa bumi yang masuk SK 11 tambahan sudah hampir rampung, dengan capaian 99 persen. Sisanya, tinggal finishing," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen Penanganan Gempa Kota Mataram, Akhmad Muzaki M di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, korban gempa bumi penerima bantuan perbaikan rumah sesuai SK 11 tambahan sebanyak 1.408 kepala keluarga (KK) atau unit rumah, tapi yang dikerjakan sebanyak 1.033 unit.
Pasalnya, sebanyak 69 KK dinyatakan tidak memenuhi kriteria penerima bantuan perbaikan rumah bagi korban gempa itu, karena setelah dicek ternyata mereka sudah mendapatkan bantuan dari sumber-sumber lain.
Misalnya, intervensi bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), serta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) melalui program pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH).
"Jadi mereka tidak boleh menerima dobel. Karena itu, bantuan yang masuk ke rekening mereka pada akhir tahun 2020, sudah kita tarik sekitar Rp915 juta untuk kembalikan ke kas negara dari total anggaran yang diberikan Rp19,980 miliar lebih," katanya.
Tapi, sambungnya, agar sisa anggaran itu tidak kembali ke kas negara, pihaknya telah mengusulkan anggaran itu diberikan sebagai honor fasilitator yang sampai saat ini belum digaji.
Sementara, dengan capaian pengerjaan fisik rumah tahan gempa korban gempa bumi yang sudah hampir 100 persen itu, sambung Muzaki, Kota Mataram tidak memberlakukan perpanjangan masa transisi.
"Masa transisi tidak kita perpanjang, karena proses perbaikan berjalan sesuai jadwal. Bahkan saat ini kita sedang menyelesaikan laporan pertanggung jawaban," katanya.
Bahkan, lanjutnya, proses laporan pertanggungjawabannya juga hampir rampung dari 62 kelompok masyarakat (pokmas), hanya tinggal dua pokmas yang belum selesai dikerjakan.
"Insya Allah, dalam waktu dekat dua pokmas tersebut sudah bisa menyelesaikan laporannya," katanya.
Terkait dengan itu, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan proses penetapan final bantuan RTG bagi korban gempa 2018, dengan total 14.140 RTG tahap pertama dan 1.033 RTG tahap dua. "Dengan demikian, proses perbangunan RTG bagi korban gempa 2018 Kota Mataram dinyatakan tuntas," katanya.
Berita Terkait
Kejari Mataram tahan empat tersangka korupsi rumah tahan gempa di Lombok Barat
Kamis, 22 Februari 2024 15:29
Hakim banding mengubah nilai uang pengganti terdakwa korupsi RTG Lombok
Kamis, 23 Februari 2023 17:09
Kejari Mataram ajukan banding perkara korupsi rumah tahan gempa Lombok
Selasa, 31 Januari 2023 16:19
Polresta Mataram menyelidiki pemotongan dana bantuan rumah tahan gempa
Jumat, 22 Oktober 2021 21:22
Mataram mengusulkan sisa anggaran rumah tahan gempa untuk buat LPJ digital
Kamis, 27 Mei 2021 16:23
Polresta Mataram terima angka kerugian kasus korupsi rumah tahan gempa di Lombok Barat
Selasa, 23 Februari 2021 11:57
Penyidik Polresta Mataram menghitung kerugian kasus rumah tahan gempa
Kamis, 18 Juni 2020 18:28
Polresta Mataram menerapkan wajib lapor tersangka korupsi dana RTG
Kamis, 5 Maret 2020 16:55