Mataram (ANTARA) - Pengurus Bhayangkari Cabang Mataram, Nusa Tenggara Barat, membagikan makanan siap saji kepada warga yang terdampak banjir di wilayah Ranjok, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Ketua Bhayangkari Cabang Mataram Donna Heri Wahyudi di Lombok Barat, Senin, berharap giat sosial ini bisa membantu meringankan beban warga yang sedang menghadapi musibah.
"Semoga bantuan yang kami berikan ini dapat bermanfaat bagi yang menerima," kata Donna.
Istri Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi ini berharap, dengan kehadirannya bersama tim di lokasi banjir bisa menjadi pemicu bagi masyarakat luar untuk menyalurkan bantuan.
Selain makanan siap saji, warga terdampak banjir di kawasan pesisir Utara dari Kota Mataram tersebut juga membutuhkan dukungan moril. Karenanya, dia berharap bantuan yang akan disalurkan tidak hanya dalam bentuk makanan siap saji.
"Dari musibah ini, kami pun berharap semoga warga yang terkena dampak banjir diberikan kekuatan dan ketabahan serta kami berdoa semoga cobaan ini cepat berlalu agar warga bisa kembali beraktivitas dengan normal," ujarnya.
Banjir di Ranjok, yang diduga terjadi akibat hujan lebat sejak Minggu (5/12) malam ini menggenangi sejumlah kawasan permukiman dan lahan pertanian warga. Hewan ternak milik warga tidak lepas dari amukan banjir.
Musibah serupa juga terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur dan Kota Mataram. Luapan air sungai dan drainase yang tersumbat menjadi penyebab.
Hingga Senin (6/12) menjelang siang, ketinggian air pun ada yang hampir mendekati atap rumah warga. Namun sekitar pukul 13.00 Wita, hujan mulai reda dan level debit air kian surut.
Selain banjir, dampak hujan lebat terpantau adanya pohon tumbang di sejumlah titik yang sebagian besar menutupi badan jalan.
Dampak dari cuaca ekstrim ini juga terlihat dari kondisi pesisir pantai, seperti di kawasan Ampenan, Kota Mataram, gelombang tinggi mengakibatkan abrasi di sejumlah titik.
Dampak lain terpantau dari kondisi salah satu jembatan penghubung yang berada di wilayah Meninting, Kabupaten Lombok Barat. Diduga disebabkan level debit air sungai yang cukup tinggi dan derasnya arus, mengakibatkan kondisi ujung jembatan yang berada di kawasan hilir tersebut dalam keadaan retak dan rentan roboh.