Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Pemerintah Kabupaten Sumbawa mematangkan persiapan peluncuran pengembangan kawasan budidaya udang terintegrasi (shrimp estate) yang akan dibangun di wilayah Sumbawa.
Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TB Haeru Rahayu, dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Mataram, Kamis, mengatakan segala persiapan jelang peluncuran kawasan budidaya udang terus dimantapkan bersama pemerintah provinsi dan kabupaten.
"Terdapat dua hal yang kami akan lakukan di NTB khususnya di Sumbawa. Pertama yaitu memperlihatkan desain kawasan budidaya sementara dan tata kelola budidaya ini nantinya," ujarnya.
Menurutnya kedua hal ini sangat penting demi terwujudnya kawasan udang terintegrasi, terutama mengenai tata kelolanya, karena seluruh pihak dinilai harus terlibat tak terkecuali masyarakat sekitar kawasan budidaya.
"Besok kami akan langsung ke lokasi yang akan dijadikan kawasan budidaya. Kami juga akan langsung menyampaikan kepada masyarakat sekitar mengenai bagaimana tata kelola kawasan budidaya udang ini, agar nantinya bermanfaat buat mereka," katanya.
Ia berharap agar seluruh pihak yang ikut terlibat agar terus mendukung hingga kawasan budidaya udang terintegrasi ini bisa terwujud. Diperkirakan luas wilayah kawasan budidaya udang ini sekitar 646 hektar dengan 1.800 lebih petak tambak udang telah disiapkan.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan mendukung segala persiapan hingga kawasan budidaya udang terintegrasi ini dapat dimanfaatkan. "Mudah-mudahan tambak undang terintegrasi ini bisa lancar dan jadi percontohan di Indonesia," kata Zulkieflimansyah.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam sejumlah kesempatan mengingatkan bahwa program KKP yang mengejar target produksi udang 2 juta ton pada tahun 2024 dilakukan melalui dua strategi utama.
Baca juga: NTB pastikan lahan budidaya udang terintegrasi "clear and clean"
Baca juga: NTB menggalakkan budidaya udang vaname dengan sistem bioflok
Ia mengungkapkan, strategi pertama adalah modelling budi daya udang terintegrasi, yang bertujuan untuk membangun kawasan tambak udang modern terintegrasi, yang menerapkan good aquaculture practices dari hulu hingga hilir, serta melibatkan masyarakat dan kerja sama swasta.
Sedangkan strategi kedua adalah revitalisasi tambak udang, yang bertujuan meningkatkan produktivitas lahan tambak tradisional guna meningkatkan nilai tukar pembudidaya ikan. "Dari dua strategi inilah nanti akan tercipta peningkatan produksi udang nasional yang mengedepankan ekonomi biru," ujar Tebe.
Upaya ini dilakukan, masih menurut Tebe, sesuai dengan program Presiden RI dalam Presidensi G20 Tahun 2022 yang mengangkat “Ekonomi Biru untuk Laut Sehat, Indonesia Sejahtera”, yang mana KKP tengah menggaungkan Ekonomi Biru, dengan prinsip “Ekologi sebagai Panglima” dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.
Berita Terkait
Pemkab Lombok Tengah Wakili NTB di ajang Paritrana Award 2024
Sabtu, 20 April 2024 5:08
TGB belum tentukan sikap dukungan di Pilkada NTB 2024
Sabtu, 20 April 2024 5:06
Qomar: TGB belum tentukan sikap dukungan di Pilkada NTB 2024
Jumat, 19 April 2024 20:07
Program pompanisasi di Lombok Tengah dukung ketahanan pangan
Jumat, 19 April 2024 18:03
Pemkot Bima matangkan persiapan Pawai Rimpu Mantika masuk KEN
Jumat, 19 April 2024 18:00
Mantan Gubernur NTB bertemu Bupati Lombok Tengah, apakah terkait Pilkada 2024?
Jumat, 19 April 2024 14:50
Catatan Pj Gubernur NTB dan Dirgahayu ke-66 Kabupaten Lombok Barat
Jumat, 19 April 2024 12:46
Total pemudik di Bandara Lombok capai 115 ribu selama libur Lebaran 2024
Jumat, 19 April 2024 12:19