Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Yayasan Lombok Care, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, pertumbuhan anak kebutuhan khusus bisa dioptimalkan dengan cara memberikan terapi secara rutin sebelum mereka berusia lebih dari lima tahun.
"Dengan terapi secara rutin, mereka bisa mandiri untuk menjalani hidup ke depannya," kata Apip Sutardi, selaku pengelola yayasan yang bergerak pada penyandang disabilitas pada acara Diskusi Halaman Belakang Antara Biro NTB di Mataram, Jumat.
Bantuan yang diberikan terhadap anak kebutuhan khusus memang sangat membantu, namun tidak semua bantuan yang diberikan bisa menyembuhkan mereka seperti kursi roda. Sehingga pihaknya lebih fokus dalam memberikan layanan terapi bagi anak kebutuhan khusus.
"Allhamdulillah sampai saat ini sekitar 37 anak kebutuhan khusus telah maksimal dalam beraktivitas," katanya
Untuk itu, ia juga berharap kepada pemerintah daerah supaya lebih mengedepankan layanan terapi dalam penanganan anak kebutuhan khusus. Karena selama ini rata-rata bantuan yang diberikan kepada mereka adalah sembako atau materi.
"Layanan terapi ini ini cukup membantu dalam menyembuhkan mereka untuk bisa maksimal," katanya.
Ia mengatakan, peran pemerintah daerah terhadap penyandang disabilitas termasuk anak kebutuhan khusus terus ditingkatkan, namun diharapkan program yang dilaksanakan tersebut harus lebih pada edukasi supaya mereka bisa mandiri.
Begitu juga dengan fasilitas bagi defabel selama ini cukup memadai, namun yang masih kurang dari fasilitas tersebut adalah pemanfaatan nya.
"Kurang difungsikan, kalau dari fasilitas pemerintah terus berupaya meningkatkan," katanya.
Dengan adanya undang-undang perlindungan difabel tersebut merupakan bentuk komitmen perhatian pemerintah terhadap difabel. Sehingga dengan adanya aturan tersebut bisa memberikan hak yang sama kepada mereka yang mengalami difabel.
"Perhatian pemerintah telah ada, namun seharusnya lebih pada edukasi melalui terapi," katanya.
Lombok Care telah membantu puluhan anak dari NTB dengan kaki pengkor dan memberikan pelayanan pendidikan, supaya mereka bisa mandiri. Anak kebutuhan khusus pada prinsipnya tidak mesti diberikan perawatan di rumah sakit, namun bisa melalui terapi seperti yang dilakukan di Negara Belanda.
"Banyak yang sembuh, artinya bisa maksimal," kata Mindie Schreurs yang juga pengelola Lombok Care.