PUPR Mataram optimalkan buruh normalisasi saluran

id talit,mataram,normalisasi

PUPR Mataram optimalkan buruh normalisasi saluran

Ilustrasi - Kegiatan normalisasi saluran yang dilakukan petugas Dinas PUPR Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/PUPR Kota Mataram)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan ratusan buruh harian lepas untuk melakukan normalisasi saluran dan sungai secara manual sebagai langkah antisipasi terjadinya sedimentasi yang dapat memicu luapan air ketika musim hujan tiba.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Selasa, mengatakan untuk kegiatan normalisasi tahun ini PUPR tidak ada alokasi anggaran khusus belanja modal. "Jadi kita gunakan anggaran rutin buruh, sehingga keberadaan mereka kita optimalkan untuk normalisasi secara manual," katanya.

Sementara alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk buruh harian lepas yang jumlahnya lebih dari 300 orang itu, mencapai sekitar Rp1 miliar lebih. "Sejak pandemi COVID-19, anggaran untuk normalisasi sudah tidak ada. Jadi kegiatan normalisasi kita lakukan dengan mengoptimalkan keberadaan pekerja harian lepas," katanya.

Dikatakannya, dalam kegiatan normalisasi diterapkan konsep pendekatan sistem dengan melakukan normalisasi fokus mengurai satu titik saluran dari hulu hingga hilir sampai tuntas.

"Sebelum titik A selesai terurai, tidak boleh pindah ke titik B atau lainnya," katanya.

Baca juga: Dinas PUPR Mataram nilai pemilihan sampah dari saluran sulit diterapkan
Baca juga: Dirjen Kementerian PUPR paparkan kriteria rumah sehat pasca COVID-19


Ia mengatakan, para buruh bekerja sesuai dengan hasil pendataan kondisi saluran yang perlu dinormalisasi. Jika bisa menggunakan alat berat bisa disiapkan, kalau tidak normalisasi baik di saluran dan sungai dilakukan manual dan secara rutin. "Pendekatan sistem dalam kegiatan normalisasi saluran tersebut sudah diterapkan sejak tahun lalu dan hasilnya saat ini dapat dilihat sejumlah titik genangan di Mataram hampir tidak ada," ujarnya.

Sementara menyinggung masukan dari warga pinggir sungai yang meminta agar sedimentasi di pinggir talut tidak dibersihkan agar bisa menjadi penyangga talut dan akhirnya berdampak pada kerusakan badan jalan.

Terkait hal itu, Miftahurrahman mengatakan petugas membersihkan sedimentasi untuk menghindari potensi masyarakat membuang sampah di sungai dan saluran. "Petugas kami sudah tahu batas pondasi talut, sehingga mereka akan membersihkan sedimen yang dinilai berpotensi jadi tempat buang sampah," katanya.

Terkait dengan itu, peran serta masyarakat sangat penting untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di saluran sebab dapat menghambat aliran air ke muara sehingga memicu luapan ke jalan serta permukiman.