AKTIVITAS PENYEBERANGAN DI PELABUHAN SAPE KEMBALI NORMAL

id

Mataram, 24/12 (ANTARA) - Aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu sore kembali normal setelah polisi membubarkan paksa ratusan pengunjuk rasa yang memblokade jalan masuk ke pelabuhan tersebut sejak sepekan terakhir ini.

"Pelabuhan sudah kembali normal sejak sore ini. Dua unit kapal feri yang menanti muatan sudah mengangkut penumpang dan kendaraan barang menuju Labuan Bajo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ridwan Syah, di Mataram.

Ia mengatakan, aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Sape, terhenti semenjak warga pengunjuk rasa yang menuntut Bupati Bima Ferry Zulkarnaen mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP), memblokade jalan masuk ke pelabuhan.

Aksi yang juga melibatkan sejumlah kaum wanita itu mereka gelar sejak 19 Desember lalu. Akibatnya, hampir sepekan arus lalu lintas di jalur penyeberangan menjadi lumpuh.

Ridwan juga terlibat aktif dalam upaya penyadaran warga agar menghentikan aksi memblokade jalan masuk ke pelabuhan karena menganggu transportasi dan pasokan barang terutama bahan makanan ke Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seratusan truk pengangkut barang dan kendaraan lainnya antre di ruas jalan menuju Pelabuhan Sape, karena pintu masuk pelabuhan dipadati ribuan warga pengunjuk rasa.

Pelabuhan Sape berada di Kecamatan Sape, namun warga pengunjuk rasa yang menguasai kawasan itu merupakan penduduk Kecamatan Lambu, yang melakukan aksi protes terhadap usaha penambangan di wilayah Lambu. Kecamatan Lambu dimekarkan dari Kecamatan Sape, sejak beberapa tahun lalu.

Warga pengunjuk rasa tetap bersikeras melakukan aksi blokade jalan itu, bahkan terus bertambah dari hari ke hari hingga pembubaran paksa oleh aparat kepolisian pada hari keenam, setelah upaya negosiasi mengalami kebuntuan.

Saat polisi membubarkan paksa aksi blokade jalan itu, ratusan warga pengunjuk rasa kocar-kacir dan sebagian kembali ke wilayah Kecamatan Lambu, dan bertindak anarkis.

Sempat terjadi perlawanan hingga dua orang tewas ditembak polisi dan puluhan lainnnya luka-luka dalam bentrokan tersebut.

Kedua korban tewas itu masing-masing Arif Rahman (18) dan Syaiful (17), warga Desa Suni, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima.

Beberapa jam kemudian, saksi mata menginformasikan seorang korban tewas lainnya dalam insiden di Pelabuhan Sape itu yakni Immawan Ashary, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) NTB.

Dengan demikian, korban tewas dalam insiden Pelabuhan Sape, Bima, mencapai tiga orang, dan puluhan lainnya luka-luka.

"Memang, cukup kompleks masalahnya sehingga pengunjuk rasa terus bertambah dalam sepekan ini, hingga kemudian terjadi upaya pembubabaran paksa oleh aparat kepolisian," ujarnya.

Menurut Ridwan, sejak pukul 15.00 Wita, aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Sape, sudah kembali normal, dan tidak ada lagi aksi blokade jalan.

"Sekarang, sudah tidak ada blokade jalan di Pelabuhan Sape, dan aktivitas penyeberangan kembali normal. Polisi juga masih berjaga-jaga dan membantu kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut," ujarnya menjelaskan. (*)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.