Lombok Tengah, NTB (ANTARA) - Bunda PAUD Nusa Tenggara Barat Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menekankan masyarakat untuk menyetop kekerasan dalam pengasuhan anak.
"Ini penting dilakukan agar jangan sampai ada kekerasan fisik maupun verbal kepada anak-anak karena mereka sangat peka dan akan berdampak tidak baik ke depannya," katanya saat pertemuan dengan seluruh Bunda PAUD, guru, serta orang tua murid PAUD/TK di Desa Montong Gamang, Lombok Tengah, Senin.
Dia mengingatkan masyarakat harus hati-hati dan tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kalau dari kecil anak sudah diberikan kekerasan, kata dia, maka ketika dewasa mereka akan menjadi orang yang jiwa dan hatinya keras.
Untuk itu, ia menekankan orang tua tidak hanya menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah melainkan di rumah mereka juga harus belajar dalam mengasuh anak. Hal itu dapat dilakukan melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB).
Sebelumnya, Polres Lombok Tengah menyatakan peran dan pengawasan orang tua harus terus ditingkatkan dalam rangka mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
"Langkah utama dalam mencegah kekerasan terhadap anak itu adalah pengawasan orang tua yang harus ditingkatkan kepada anak," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah Iptu Redho Rizki.
Ia mengatakan kasus kekerasan terlebih kekerasan seksual terhadap anak atau di bawah umur sering terjadi, karena pengawasan orang tua terhadap anak-anak yang kurang optimal.
Dari beberapa kasus yang telah terjadi, rata-rata korban kenal dengan pelaku melalui media sosial (medsos) dan ketika korban sendirian di rumah.
"Itu kasus yang terjadi selama ini, kenal melalui HP (telepon seluler) dan terjadilah pencabulan terhadap korban," katanya.
Ia mengatakan upaya pemerintah daerah maupun aparat untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat sudah maksimal, namun masih ada kasus kekerasan seksual yang terjadi.
Ia mengharapkan peran orang tua yang harus lebih intensif memberikan pengawasan kepada anak, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Sosialisasi terus kita lakukan kepada masyarakat," katanya.
Berita Terkait
Nilai tukar petani di NTB naik 1,46 persen
Senin, 2 Desember 2024 22:49
Pemprov NTB ajak masyarakat lawan korupsi peringati Hakordia 2024
Senin, 2 Desember 2024 22:47
Pembahasan APBD-P NTB 2025 sesuaikan cagub terpilih
Senin, 2 Desember 2024 20:42
Pemprov NTB berharap pemangkasan perjalanan dinas ditinjau ulang
Senin, 2 Desember 2024 19:18
BPS: Tomat dan bawang merah sumbang inflasi tertinggi di NTB
Senin, 2 Desember 2024 18:23
Kantor Bahasa NTB terbitkan kamus terpadu untuk anak berkebutuhan khusus
Senin, 2 Desember 2024 18:22
Satpol PP tutup paksa ritel modern tak miliki izin di Lombok Tengah
Senin, 2 Desember 2024 18:20
Kantor Bahasa NTB petakan bahasa daerah
Senin, 2 Desember 2024 16:18