Gorontalo (ANTARA) - Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) wilayah administratif Provinsi Gorontalo, saat ini memiliki empat ladang peneluran (nesting ground) burung maleo senkawor (Macrocephalon maleo) yang terus dijaga. “Di data kami ada empat lokasi nesting ground burung maleo di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional I,” kata Kepala Seksi SPTN 1 Balai TNBNW Bagus Tri Nugroho, Rabu.
Lokasi peneluran maleo ini berada di kawasan Hungayono, Pohulongo, Pilomanua dan Ledaleda. Khusus untuk Pilomanua terdapat dua titik yang aktif digunakan burung maleo untuk bertelur. “Kami masih terus melakukan monitoring di Ledaleda, keberadaannya antara ada dan tiada. Harapannya burung maleo masih bertelur dan lestari di sini,” katanya.
Maleo senkawor adalah burung endemik pulau Sulawesi, yang sangat bergantung pada kondisi habitat peneluran yang masih alami dan tidak terganggu manusia. Maleo menyimpan telurnya dalam tanah atau pasir yang hangat, sedangkan sumber energi untuk menetaskan telur ini dapat berasal dari panas bumi atau panas matahari.
Menurut dia di empat lokasi peneluran itui terdapat panas bumi yang berfungsi menetaskan telur. “Hangatnya geotermal ini menetaskan telur maleo hingga menetas, anakannya akan berjuang keluar sendiri dari dalam tanah,” katanya.
Jika lokasi peneluran terganggu terutama oleh aktivitas manusia, maka burung ini terancam akan terus merosot. “Statusnya terancam punah kritis (Critically Endangered). Pengambilan telur oleh manusia dan perubahan habitat pantai atau daratan yang akan menjadi ancaman serius bagi satwa ini,” tambahnya.
Baca juga: Ancol gelar eksplorasi burung peringati hari puspa
Baca juga: Saat berlebaran, burung harga puluhan juta di Lombok Timur diembat maling
TNBNW merupakan taman nasional darat yang terbesar di pulau Sulawesi, luasnya mencapai 282.008,757 hektare. TNBNW berada di dua daerah, di sebelah barat termasuk wilayah Provinsi Gorontalo dan di sisi timur berada di Sulawesi Utara.