DBS tingkatkan literasi digital dan keuangan cegah kesenjangan

id digitalisasi,literasi keuangan,transformasi digital,kesenjangan digital,Bank DBS

DBS tingkatkan literasi digital dan keuangan cegah kesenjangan

Logo Bank DBS Indonesia di atas gedung pencakar langit di Jakarta. ANTARA/HO-DBS Indonesia.

Jakarta (ANTARA) - Bank DBS Indonesia berkomitmen meningkatkan literasi digital dan keuangan di kalangan anak muda Indonesia sebagai upaya mencegah digital divide atau kesenjangan demografi dan wilayah yang memiliki akses terhadap teknologi informasi.
 

Melalui DBS Berpijar, Bank DBS bersama Pijar Foundation menghadirkan berbagai praktisi berpengalaman di bidang digitalisasi, keuangan, marketing, keberlanjutan, sumber daya manusia, hingga teknologi. Metode pembelajaran yang digunakan berbasis asinkron, yang mana peserta memiliki fleksibilitas untuk memilih pengajar dan konten yang disajikan dalam format video yang tersedia dalam laman futureskills.id.

“Kami juga senang dapat mendukung program pemerintah dengan sarana edukasi seperti DBS Berpijar ini. Ke depannya, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak mahasiswa melalui program edukatif yang inovatif,” ujar Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia Mona Monika dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Digital economy push part of efforts to support growth

Sejak diluncurkan pada 15 Oktober 2022, lebih dari 1.000 mahasiswa dari 33 perguruan tinggi telah mengikuti batch pertama, sejalan dengan program Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek, yaitu memungkinkan peserta yang telah menyelesaikan program untuk mendapatkan sertifikat yang dapat dikonversi menjadi Satuan Kredit Semester (SKS).

“Pijar Foundation sadar betul bahwa distribusi talenta yang tidak merata berdampak pada hilangnya potensi kemajuan di sektor lain, sehingga perlu pemerataan dan kemudahan akses dalam pendidikan,” ujar Direktur Future Skills Pijar Foundation Ageng Sajiwo.

Baca juga: Dirjen IKP sebut desa siapkan SDM kompeten manfaatkan sistem informasi

Ageng melanjutkan inklusivitas pendidikan sangat melekat pada program ini, terlihat dari antusiasme peserta yang besar terlepas dari latar belakang pendidikan dan daerah yang berbeda-beda.

Status Literasi Digital 2021 melaporkan indeks literasi digital nasional di level 3,49 dari maksimum 5,00 pada 2021, sedangkan, hasil SNLIK 2022 mencatat indeks literasi keuangan nasional sebesar 49,68 persen per November 2022.