Korban gempa lombok utara tidur di berugak

id gempa lombok utara, mengungsi

Korban gempa lombok utara tidur di berugak

Korban gempa 5,4 SR di Kabupaten Lombok Utara (Ist)

Untuk menampung para korban gempa di Lombok Utara yang rumahnya rusak kita kekurangan tenda, namun beruntung masyarakat banyak yang punya berugak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara"

Mataram, (Antara Mataram) - Sebagian korban gempa di Kabupaten Lombok Utara tidur di "berugak" karena jumlah tenda pengungsian yang dibangun tidak mampu menampung korban yang jumlahnya cukup banyak.

Wakil Bupati Lombok Utara H Najmul Ahyar di Tanjung, Selasa, mengatakan di daerahnya hampir semua warga memiliki berugak (sejenis gazebo) yang biasanya difungsikan sebagai tempat menerima tamu, sehingga kekurangan tenda untuk para pengungsi bisa teratasi.

"Untuk menampung para korban gempa di Lombok Utara yang rumahnya rusak kita kekurangan tenda, namun beruntung masyarakat banyak yang punya berugak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya berugak tersebut, para korban gempa di Lombok Utara tidak mengalami kesulitan untuk tinggal sementara, walau pun tenda pengungsian yang dibagikan relatif kurang.

Menurut data BPBD Kabupaten Lombok Utara jumlah rumah yang rusak akibat gempa berkekuatan 5,4 SR berdasarkan hasil pendataan hingga Senin (24/6) mencapai 5.370 rumah, sebanyak 3.087 di antaranya rusak berat, 1.858 rusak sedang dan 425 rusak ringan.

Selain itu bencana gempa bumi tersebut juga mengakibatkan lima orang luka berat, luka ringan 31 orang dan korban patah tulang sebanyak 13 orang. Tidak ada korban meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Bencana gempa bumi itu juga mengakibatkan 38 tempat ibadah rusak, terdiri atas 17 masjid, 19 mushalla, dua pura, 114 gedung sekolah dan rumah sakit umum daerah (RSUD ) Tanjung rusak ringan. Kantor Bupati Lombok Utara juga rusak, sebagian besar plafonnya jatuh.

Dia mengatakan, sehari pascagempa masyarakat mulai membersihkan tembok bangunan yang rusak dan menurunkan genting rumah secara gotong-royong agar pada saat rumah mereka diperbaiki tidak terlalu banyak membeli material bangunan.

Najmul menilai solidaritas masyarakat di Lombok Utara cukup tinggi, kendati sama-sama menjadi korban bencana gempa bumi, namun mereka saling tolong menolong membersihkan bekas runtuhan rumah.

"Ketika mengunjungi korban gempa saya menemukan masyarakat bergotong-royong membersihkan runtuhan tembok bangunan dan menurunkan genting dari rumah salah korban lainnya. Ini menunjukkan bahwa rasa solidaritas masyarakat kita cukup tinggi," ujarnya.

Menurut Najmul, dengan tingginya solidaritas masyarakat itu pemerintah tidak terlalu susah dalam menangani dampak gempa bumi yang mengakibatkan ribuan rumah rusak.

Mengenai bantuan logistik, dia mengatakan, hari ini akan datang 30 ton bantuan logistik berupa makanan cepat saji dan berbagai jenis kebutuhan pokok lainnya untuk korban bencana gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara.(*)

Pewarta :
Editor: Masnun
COPYRIGHT © ANTARA 2026

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.