Kammi minta pemkot mataram tutup tempat hiburan

id mahasiswa,ramadhan

Kami mengharapkan pemerintah kota lebih proaktif dalam menjaga kesucian bulan Ramadhan,"
Mataram,(Antara) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Nusa Tenggara Barat meminta Pemerintah Kota Mataram menutup tempat hiburan dan rumah makan selama bulan suci Ramadhan.

"Kami mengharapkan pemerintah kota lebih proaktif dalam menjaga kesucian bulan Ramadhan," kata Ketua Pengurus Daerah KAMMI NTB Ahmad Dahlan saat bersama aktivis lainnya menggelar aksi damai menjelang Ramadhan, di depan kantor Wali Kota Mataram, Senin.

Dalam aksinya, para aktivis KAMMI NTB membawa spanduk yang bertuliskan ajakan kepada masyarakat untuk menjalani puasa Ramadhan dengan hati bersih dan jauh dari maksiat.

"Kami meminta tempat hiburan ditutup penuh selama Ramadan dan menyebarkan surat edaran wali kota," katanya.

Selain itu, rumah-rumah makan diminta tidak buka pada siang hari, kecuali di stasiun, terminal, dan tempat-tempat tertentu untuk kepentingan musafir.

Ia juga berharap pemerintah kota bersikap tegas dan menindak pengelola tempat hiburan yang masih beroperasi. Ini demi menjaga kesucian Ramadhan dan untuk menghormati umat muslim yang menjalankan ibadah puasa.

"Kami juga mengajak semua masyarakat di Kota Mataram untuk ikut menjaga kondusivitas selama Ramadhan. Mari kita sambut bulan kemuliaan dengan menghindarkan diri dan lingkungan dari perbuatan keji dan mungkar",ujarnya.

Kepala Bidang Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mataram Bayu Pancapati mengatakan, semua aspirasi mahasiswa diterima, bahkan surat edaran sudah dikeluarkan oleh pemerintah kota dan telah diedarkan ke tempat-tempat umum, rumah makan, mulai dari kecamatan hingga kelurahan.

"Dalam surat edaran tersebut warung makan atau penjualan makanan diizinkan buka mulai pukul 15.30 WITA, kecuali di `Mataram Mall` tetap buka seperti biasa, namun tidak melayani makan di tempat," kata Bayu.

Aksi damai KAMMI NTB itu mendapat penjagaan oleh aparat Polres Mataram, dan setelah menyampaikan aspirasinya para aktivis tersebut membubarkan diri dengan tertib.