Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Ratusan warga Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat berunjuk rasa di kantor desa sebagai protes terkait dugaan adanya pelecehan yang dilakukan Kades Ungga dengan mengganggu isteri dari warganya via whatsApp dengan meminta foto tak senonoh, Selasa.
Diduga korban perempuan berinisal AY yang merupakan istri warganya dan sekarang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi. Oleh Kades meminta korban untuk telanjang bulat tanpa memperlihatkan wajahnya dan meminta untuk di foto bagian vital korban.
Kariawan alias Odok selaku suami perempuan mengaku sangat kecewa dan merasa harga dirinya di injak-injak oleh ulah kades yang meminta istri yang dicintainya untuk telanjang. Baginya dengan apa yang dilakukan Kades sudah membuat masyarakat juga sangat kecewa dan menganggap Kades tersebut tidak layak memimpin di Desa Ungga.
“Jadi secepatnya isteri saya juga akan pulang untuk memperjelas chat itu, karena Kades tidak mengakui. Tapi apa yang disampaikan oleh isteri saya, sangat saya yakini karena sebelum saya kawin (menikah dengan A) sudah ada kejadian juga yang menimpa isteri saya,” katanya saat aksi demo.
Pihaknya sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh Kades Ungga, pasalnya sebagai seorang pemimpin yang seharusnya melayani dan melindungi rakyatnya. Namun sebaliknya, malah istrinya mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh.
“Makanya saya meminta agar Kades bersumpah kalau benar tidak melakukan tapi Kades tidak mau, tapi saya sangat yakin dengan apa yang disampaikan oleh isteri saya,” katanya.
Sementara itu, Koordinator aksi, Apriandi Abdi Negara menyampaikan apa yang diduga dilakukan oleh Kades Ungga dengan menghubungi isteri dari Odok melalui whatsApp dengan meminta foto yang menjadi TKW merupakan hal yang sangat tidak pantas. Sehingga kalaupun kades membantah maka harus dilakukan sumpah pocong.
“Ini selain merusak harkat dan martabat wanita tapi juga merusak marwah Desa Ungga karena kita punya generasi yang harus kita jaga. Chat ini sudah tiga hari lalu, tapi sebelumnya ada sejarah lama yang tidak seketika meminta foto,” terangnya.
Menanggapi hal itu, Kades Ungga, Suasto Hadiputro Armin menyampaikan bahwa mengacu pada hukum positif maka pihaknya mempersilahkan kepada masyarakat yang merasa keberatan agar melakukan upaya hukum dan jika apa yang dituduhkan benar adanya, pihaknya mengaku siap mempertanggungjawabkan perbuatannya dunia akhirat.
“Saya juga akan melakukan upaya hukum untuk melakukan pengaduan terkait dengan tindak pidana ITE. Saya sampaikan dari awal bahwa apa yang dituduhkan itu tidak benar dan tidak pernah saya lakukan,” katanya.
Hanya saja pihaknya enggan untuk menanggapi permintaan masyarakat untuk dilakukan sumpah, karena baginya bahwa ini negara hukum yang berbagai persoalan diselesaikan dengan jalur hukum. Disatu sisi, pihaknya mengaku bahwa nomor HP yang beredar sudah tidak lagi digunakan dengan alasan sebelumnya banyak digunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan penipuan.
"Kita mengacu pada hukum positif dan tidak ada mengatur di Indonesia (Sumpah,red) dan ini negara hukum. Jangan sampai ini menjadi referensi bagi kita semua, yang perlu saya tegaskan saya tidak pernah melakukan. Kaitan apakah nomor saya di hack maka nanti yang menentukan adalah aparat, agar kita jangan berasumsi tapi saya sekarang tidak pakai nomor itu,” katanya.
Diduga minta warganya "bugil", Kades Ungge Lombok Tengah didemo
agar kita jangan berasumsi tapi saya sekarang tidak pakai nomor itu