Profil - Huraira `Menghajikan` Orang Tua berkat Kucing (Bagian I)

id Kucing Persia1

Profil - Huraira `Menghajikan` Orang Tua berkat Kucing (Bagian I)

Berawal dari benci, Huraira kini justru tidak terpisahkan dengan kucing (Tri Vivi Suryani)

Kenangan itu tak akan pernah saya lupakan seumur hidup, bahwa kucing pun bisa membawa berkah dalam perjalanan hidup kita
Suasana silang pendapat pada sebuah pertemuan, mendadak terhenti ketika suara telepon seluler berdering dan pemiliknya menerima dengan sikap tegang, kemudian bangkit dari kursi, menampakkan ekspresi kegugupan.

"Maaf, saya harus secepatnya pulang. Ada keperluan mendesak, kucing saya hendak beranak dan barangkali harus menjalani operasi caesar," kata Siti Huraira, penerima panggilan ponsel itu, yang adalah seorang hobiis kucing Persia di Surabaya, Jawa Timur.

Segenap peserta pertemuan saling berpandangan sejenak, kemudian sibuk menahan tawa.

Bagi perempuan yang akrab dipanggil Bunda ini, respon masyarakat terhadap sikap perhatiannya pada kucing, sudah biasa diterimanya.

"Wong` cuma kucing saja kok, dibiarkan saja juga beranak sendiri. Gitu saja kok repot," kata Huraira, menirukan ucapan rekan-rekannya.

Namun, ujar perempuan yang hobi menyenandungkan lagu `Somewhere Over the Rainbow` ini, tidak banyak orang yang tahu, jika kucing Persia hendak beranak sangat butuh pertolongan, tidak ubahnya seperti manusia hendak melahirkan. Apalagi jika bayinya dalam kondisi sungsang, hingga susah keluar, terpaksalah langkah operasi caesar dilakukan untuk menyelamatkan induk dan `kitten`, yakni bayi kucing.

"Itu yang terjadi pada kucing saya bernama Smarty. Selanjutnya, kelahiran caesar juga dialami kucing saya yang lain bernama Laura. Ketika ketuban pecah, dan tak bisa kunjung bisa beranak, akhirnya kucing itu saya larikan ke klinik," katanya.

Huraira melanjutkan, sesampai di klinik, dokter langsung `rontgen` kucing dan ternyata posisi bayinya malang melintang. Mau tidak mau, Laura akhirnya harus menjalani caesar. Operasi pun berjalan baik, Laura dan anaknya terselamatkan.

Menangani kucing yang baru selesai menjalani operasi caesar, harus lebih sabar. Pemilik kucing mesti membantu satu per satu anaknya untuk disusukan kepada induknya secara perlahan-lahan.

"Kita harus sangat sabar, supaya induknya mau menyusui dalam keadaan sakit bekas luka caesar-nya. Agar anaknya dapat menyusu dengan baik, maka kita wajib menolongnya. Sebenarnya, dua hari sebelum kucing beranak, kita berikan pula tablet moloco, supaya ASI benar-benar lancar untuk memenuhi kebutuhan kitten," katanya.


                         Berawal dari Benci


Melihat ketelatenan Huraira pada kucing, siapa sangka, dahulu dia mengaku kalau membenci satwa tersebut.

"Dulu, saya benci kucing. Justru suami saya, Burhan CH, yang sangat menyayanginya. Sebelumnya ada kucing lokal yang suka datang sendiri ke rumah, dan selalu diberi makan oleh suami," ujar dia.

Lama-kelamaan, kucing itu lengket dengan Burhan dan diberi nama Jackson. Namun, Huraira malah sama sekali tak menyukainya, karena menganggap kucing suka kencing dan BAB di sembarang tempat.

Menurut Huraira, terdorong rasa benci atas kejorokannya, hingga sempat terlintas di benaknya untuk membuang kucing itu jauh-jauh dari rumahnya. Justru, ketika keinginan untuk membuang kucing itu belum terlaksana, tiba-tiba Jackson menghilang dari rumah Huraira.

Ketika Burhan pulang kantor, Jackson tidak menyambutnya seperti biasanya. Burhan mulai resah, apalagi ketika ditunggu hingga sore, Jackson tak kunjung datang.

"Suami kelihatan sangat gelisah. Semua yang ada di rumah, diminta turut mencari sampai ke halaman luar rumah. Semua lemari mulai dibuka satu-satu, tempat tidur `diorat-arit, geser sana-sini, hasilnya nol. Pembantu rumah tidak dibolehkan kerja sebelum Jackson ketemu, alhasil orang serumah kelaparan semua, juga ikutan stres," ujar dia.

Keadaan ini, kata Huraira, membuatnya mulai merasa bersalah, dan didera rasa kasihan kepada suaminya yang stres. Di pihak lain, perempuan ini diam-diam mulai merindukan Jackson. Dari situlah, benih-benih suka kucing mulai tertanam di hatinya.

Gayung seolah bersambut, ketika sedang bermain di rumah salah seorang temannya, kebetulan yang bersangkutan memelihara kucing Persia. Ketika melihat kucing Persia itu, Huraira dirambati rasa suka yang mendalam. Apalagi dia teringat pada suaminya yang kecewa kehilangan Jackson, maka tercetus keinginan di hati untuk memiliki kucing.

Huraira mulai menabung karena berniat mengadopsi kucing Persia sebagai hadiah ulang tahun suami. Setelah tabungan terkumpul, tercapailah cita-citanya untuk memberikan `surprise` kado ulang tahun suami berupa kucing Persia. Mulai dari sinilah, Huraira benar- benar tumbuh rasa sayang pada satwa itu, apalagi kucing Persia adalah jenis yang bisa diatur, khususnya dalam hal kebersihan.

"Kucing Persia pertama yang saya adopsi bernama Smarty dan Bobo. Smarty, kucingnya `bulet`, `gimbul� dan cantik. Sejak saya pelihara 18 tahun lalu, Smarty sudah punya 70 anak dan keseluruhannya sudah diadopsi teman-teman pencinta kucing," katanya.

Huraira mengatakan, Smarty diadopsi dengan harga Rp2,5 juta pada usia dua tahun. Sedang Bobo yang merupakan kucing jantan, diadopsi dengan harga Rp1,5 juta ketika menginjak usia 1,5 tahun.

"Pertama kali memelihara Smarty dan Bobo, kami sekeluarga sangatlah senang, karena melihat suami begitu ceria, terobati kekecewaannya ditinggal Jackson. Kami memang antusias sekali mendapatkan kedua kucing itu karena lucunya, hingga kerepotan dalam merawatnya tak kami rasakan. Rasanya seperti mendapatkan mainan boneka yang menggemaskan," ujar dia.


                          Menghajikan Ortu


Di tengah keriangan memelihara pasangan Smarty dan Bobo, yang kemudian beranak pinak hingga berjumlah sangat banyak, Huraira mendadak terbetik niat ingin memberangkatkan orang tua untuk menjalankan ibadah haji ke tanah suci Mekkah.

Sayangnya, tabungan perempuan itu belum cukup, hingga ia hanya bisa bersabar dan berdoa tiada terputus setiap hari. Sama sekali tidak disangkanya, Tuhan akan memberi jalan keluar yang tak pernah terpikir sebelumnya.

"Saya masih ingat, ketika itu ada tamu malam-malam. Sebelumnya, satpam rumah SMS dan minta izin apakah bisa menerima tamu dari luar kota. Tamu tersebut mau melihat kucing-kucing saya," katanya.

Huraira lebih dulu minta izin suaminya, sebelum dia menemui tamu itu. Berhubung tamu dari luar kota, Huraira merasa kasihan.

"Mungkin dia benar-benar pecinta kucing yang ingin sekali melihat dan bermain dengan kucing kucing saya," kata dia kepada suaminya.

Huraira pun menemui tamu itu. Ternyata, begitu melihat kucing-kucing peliharaan Huraira yang menggemaskan dan dalam kondisi terawat, tamu itu seketika berniat untuk mengadopsinya. Tidak tanggung-tanggung, tamu itu menyatakan keinginan untuk mengadopsi sebanyak 30 ekor.

Huraira menjadi tertegun. Ketika kembali minta izin, suami memperbolehkannya, karena memang peliharaan mereka sudah berkembang biak sangat banyak. Dengan berat hari, Huraira pun menyisihkan beberapa kucing yang sangat disayanginya, meskipun semuanya sebenarnya amat dikasihi.

"Saya sempat sedih mau melepas kucing-kucing kesayangan itu. Tapi saya berpikir, mungkin inilah jalan Tuhan, bagaimana supaya saya bisa cepat memberangkatkan haji kedua orang tua," katanya.

Setelah menimbang-nimbang antara kucing-kucing yang lucu ceria dan selalu membuat hati damai di hati atau memilih orang tua bisa ke tanah suci dan kelak masuk surga, Huraira merasa bodoh sekali bila tetap memilih kucing berada di pangkuannya.

Akhirnya, dia ikhlas melepas kucing-kucing itu. Ketika satwa itu dimasukkan dalam keranjang satu per satu, Huraira seolah tak kuasa melihatnya. Dalam hati dia berdoa semoga kucing-kucing itu lebih bahagia bersama "orang tua" baru mereka. Sebaliknya, dia berdoa pula semoga kucing-kucing itu juga bisa membahagiakan "orang tua" barunya.

"Dan Alhamdullilah, sejak saat itu saya bisa segera menghajikan kedua orang tua. Sebagian dari tabungan ditambah dari hasil adopsi kucing kesayangan saya. Terimakasih `my beloved Catty`. Terima kasih ya, Allah. Kenangan itu tak akan pernah saya lupakan seumur hidup, bahwa kucing pun bisa membawa berkah dalam perjalanan hidup kita," ujar Huraira, sembari hampir menitikkan air mata.
*) Penulis buku dan artikel