"Hotel bintang lima ini suatu keharusan di Danau toba dan kita tidak memiliki sama sekali di kawasan ini per hari ini yg kelasnya internasional yang dikelola brand-brand yang sudah terkenal. Ini juga yang banyak ditanyakan peserta F1 Powerboat," ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Hal ini, lanjut Sandi, merupakan ajakan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk fokus mengelola dan membangun hotel bintang lima bukan hotel bintang tiga di kawasan Danau Toba, hal itu karena hotel bintang tiga pasarnya sudah ada dan telah terkelola.
Meski demikian, Sandi meminta agar homestay untuk terus meningkatkan kualitas dalam pelayanan. "Dengan harga Rp350.000 semalam, homestay standar termasuk makan pagi ini harus dirasakan tingkat layanan yang lebih baik ke depan," imbuhnya.
Baca juga: Menparekraf : Pebalap F1 Powerboat tinggal lebih lama di Indonesia
Baca juga: Menparekraf Sandiaga apresiasi penyelenggaraan SportelRendez-vous Bali
Baca juga: Menparekraf : Pebalap F1 Powerboat tinggal lebih lama di Indonesia
Baca juga: Menparekraf Sandiaga apresiasi penyelenggaraan SportelRendez-vous Bali
Lebih lanjut, ia juga mendorong hotel/akomodasi berbasis live on board (penginapan di atas kapal) yang didorong dapat beroperasi di kawasan danau vulkanik terbesar di dunia ini. Diberitakan sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan meminta agar investor membangun hotel di wilayah kawasan Danau Toba, namum, ia meminta agar tidak ada bangunan hotel bintang 3 agar pengusaha homestay dapat beroperasi dan menggeliat.
Luhut menilai pelaksanaan kegiatan internasional mampu membuat geliat kunjungan wisata di kawasan Danau Toba meningkat, untuk itu dibutuhkan pembangunan hotel lebih banyak.