TIM VULKANOLOGI TINGKATKAN PEMANTAUAN GUNUNG BARUJARI LOMBOK

id

          Mataram, 3/5 (ANTARA) - Tim vulkanologi dari Badan Geologi meningkatkan pemantauan Gunung Barujari (anak Gunung Rinjani) karena aktivitas vulkanik gunung berapi itu telah mengeluarkan letusan asap berwarna coklat pekat, sejak 2 Mei pukul 16.30 Wita.

         Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nusa Tenggara Barat (NTB), Heryadi Rachmat di Mataram, Minggu, mengatakan, tim vulkanologi baru saja memindahkan alat pencatatan gempa (seismograf) dari pos pemantau Sembalun ke tebing Pelawangan.

         Sembalun merupakan salah satu pintu jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, sementara Pelawangan merupakan kawasan yang relatif dekat dengan Danau Segara Anak atau Gunung Barujari. 

    "Seismograf itu dipindahkan ke lokasi yang lebih dekat dengan titik letusan Gunung Barujari agar pencatatan getaram gempa lebih akurat," ujarnya.

         Gunung Rinjani merupakan gunung berapi aktif tipe A sehingga pemantauan aktivitas vulkaniknya terus dilakukan.

         Pada Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut (dpl), terdapat dua kerucut di bagian timur danau atau kaldera Rinjani(Danau Segara Anak), masing-masing Gunung Barujari atau Gunung Tenga yang tingginya mencapai 2.376 meter dpl dan Gunung Mas atau Gunung Rombongan yang tingginya 2.110 meter dpl.

         Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana di Bandung, melaporkan, aktivitas kegempaan di kawasan Gunung Rinjani mulai terdeteksi tanggal 29 April 2009 yang dicirikan oleh empat tremor vulkanik dengan amplitudo maksimum 1,5-3 milimeter (mm), lama gempa 10-100 detik.

         Pada tanggal 30 April lalu, terekam empat Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo maksimum 10-35 mm, lama gempa 70-220 detik, S-P (tipe gelombang gempa) 15-60 detik, lima tremor dengan amplitudo maksimum 2-5 mm, lama gempa 25-44 detik.

         Tanggal 1 Mei 2009 terekam lagi tujuh kejadian tremor dengan amplitudo 3-5 mm, lama gempa 50-83 detik, dua Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo maksimum 5-10 mm, lama gempa 10-11 detik dan S-P 1,5 detik.

         Pada tanggal 2 Mei pukul 09.36 Wita terekam tremor dengan amplitudo maksimum dua mm dan lama gempa 55 detik. Pada pukul 15.38:37 hingga 15.57;45 terekam satu kejadian gempa VA dengan amplitudo maksimum 9 MM, lama gempa 10 detik dan S-P satu detik, disusul tiga kali gempa letusan dengan amplitudp maksimum 5-10 mm, lama gempa 55-90 detik.

         Selanjutnya pada tanggal 2 Mei pukul 16.01 Wita, terjadi letusan asap berwarna coklat pekat yang mencapai ketinggian 1.000 meter diatas titik letusan yakni Gunung Barujari disertai suara dentuman lemah.

         Berdasarkan analisis data visual dan kegempaan itu, maka terhitung tanggal 2 Mei 2009 pukul 16.30 Wita, status gunung berapi Barujari ditingkatkan dari normal level I menjadi waspada level II.

         Status waspada itu diikuti dengan peringatan kepada semua pihak terutama penduduk yang bermukim di sekitar kawasan Gunung Rinjani agar mewaspadai dampak letusan susulan Gunung Barujari itu.(*)