Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali menyiapkan sejumlah program untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan cabai yang berpotensi dapat mengakibatkan kenaikan harga cabai di wilayah itu khususnya selama bulan Ramadhan.
"Kami di Kabupaten Badung ini telah menyiapkan upaya antisipasi melalui berbagai program diantaranya kegiatan Pengembangan Cabai, Denplot cabai dan program Kampung Cabai yang saat ini sudah berproduksi," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana di Mangupura, Rabu.
Ia mengatakan, pada tahun 2023 ini juga sudah menyiapkan kegiatan pengembangan cabai dengan lahan seluas 12 hektar di Badung terutama untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai yang rutin terjadi pada momentum-momentum tertentu.
Menurut Wayan Wijana, seiring dengan semakin pulihnya sektor pariwisata yang menjadi sektor utama di wilayah itu, kebutuhan cabai di kawasan Kabupaten Badung diperkirakan juga akan semakin meningkat.
"Saat ini kebutuhan sekitar 1.200 ton per tahun, sedangkan produksi cabai hanya berkisar 350 ton per tahun. Hal ini disebabkan keterbatasan lahan karena harus berbagi dengan lahan untuk ketahanan pangan khususnya padi dan komoditi lainnya seperti horti dan bunga untuk kebutuhan upacara adat di Bali," kata dia.
Ia menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan cabai itu, saat ini Kabupaten Badung memiliki luas tanam cabai sekitar 59,9 hektar dan luas panen baru 25,06 hektar dengan produksi sekitar 100 ton.
Untuk meningkatkan produktivitas, Pemkab Badung juga memiliki program Kampung Cabai di Subak Lukluk dan Subak Penarungan yang luasnya 20 hektar dengan produktivitas 8 ton perhektar sehingga dari kampung cabai tersebut mampu memproduksi cabai sekitar 120 ton.
Baca juga: Pemprov NTB mengajak warga galakkan tanam cabai tekan kenaikan harga
Baca juga: Harga cabai rawit di awal Ramadhan di Lombok Tengah naik
"Selanjutnya juga akan menyusul panen di Denplot cabai Subak Sengempel Desa Bongkasa dan di Desa Plaga serta Belok Sidan, Kecamatan Petang," pungkas Wayan Wijana.