Banjir di Pulau Sumbawa akibat kerusakan hutan dan hilangnya kawasan resapan

id Banjir Pulau Sumbawa,Banjir di Sumbawa,Penyebab banjir di Sumbawa,Banjir Bima,Banjir Dompu,BMKG,NTB

Banjir di Pulau Sumbawa akibat kerusakan hutan dan hilangnya kawasan resapan

Kondisi kawasan hutan yang masuk dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ampang Riwo Soromandi yang meliputi Kecamatan Woja, Manggelewa dan Kilo di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa kini rusak parah diduga akibat perambahan hutan. ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi

yang dipicu oleh perambahan dan aktivitas perladangan
Lokasi terjadinya banjir adalah Kota Bima dan Kabupaten Bima serta Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Lenangguar yang menimpa dua desa, selanjutnya Kecamatan Moyo Hulu di lima desa dan Kecamatan Empang satu desa.

Menyikapi kondisi tersebut, FORDAS-LH NTB mengimbau kepada pimpinan daerah dan para pihak yang relevan untuk lebih waspada jika terjadi hujan meskipun skala hujan rendah sampai sedang, karena banjir bisa terjadi pada curah hujan ringan dengan cakupan area yang luas.

FORDAS-LH NTB juga berharap ada upaya mengembangkan satgas kebencanaan sampai pada level desa dan dusun untuk membangun sistem komunikasi efektif sebagai upaya mitigasi bencana atau peringatan dini serta menetapkan lokasi-lokasi titik kumpul jika terjadi darurat banjir.
 
Kemudian, mengaktifkan kelembagaan masyarakat dalam kegiatan pengurangan bencana melalui gotong royong kebersihan gorong-gorong dan tidak membuang sampah di badan sungai atau saluran air,
 
Diketahui dampak banjir yang terjadi di empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa tersebut. Di antaranya Kabupaten Sumbawa 192 kepala keluarga (KK) atau 989 jiwa, Dompu 4.166 KK atau 16.664 jiwa, Bima 2.985 KK atau 8.305 jiwa dan Kota Bima 1.208 KK atau 4.351 jiwa.
 
Untuk kerusakan sebanyak 114 rumah rusak ringan, 37 rumah rusak sedang, 45 rumah rusak berat, dua sekolah di Kota Bima, sawah 204 hektare dan tambak ikan dan garam 53,3 hektare.