NTB Defisit Listrik Akibat PLTU Belum Beroperasi

id Defisi Listrik NTB

"Daya yang ada saat ini 163 mega watt dari seharusnya 185 mega watt. Artinya kita masih mengalami defisit listrik 15-20 mega watt,"
Mataram, (Antara NTB) - Manajer umum PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat Dwi Kusnanto mengakui sistem kelistrikan di daerah ini masih mengalami defisit listrik 15-20 mega watt akibat belum beroperasi salah satu unit PLTU Jeranjang di Kabupaten Lombok Barat.

"Daya yang ada saat ini 163 mega watt dari seharusnya 185 mega watt. Artinya kita masih mengalami defisit listrik 15-20 mega watt," kata Dwi Kusnanto usai menerima kunjungan panitia khusus pengelolaan energi dan ketenagalistrikan DPRD NTB, di PLTU Jeranjang, Lombok Barat, Selasa.

Kata dia, defisit terjadi lantaran satu unit PLTU sedang dalam masa perbaikan. Dengan kondisi defisit ini, PLN wilayah NTB terpaksa masih melakukan pemadaman bergilir kepada para pelanggan. Setelah beroperasi, kekurangan daya diharapkan bisa terpenuhi.

Karenanya, dalam mengatasi persoalan tersebut, pihaknya berjanji jika perbaikan selesai dilakukan, maka aliran listrik mulai tanggal 7 Maret ini, sistem Lombok akan bebas pemadaman bergilir.

"Dari rapat kita bersama para teknisi tanggal 7 Maret sudah bisa beroperasi, karena kekurangan daya listrik itu sudah bisa digunakan, sehingga dengan masuknya 1 unit PLTU 25 mega watt maka kekurangan daya di Lombok yang saat ini sekitar 15 sampai 20 mega watt sudah bisa teratasi," jelasnya.

Meski begitu, secara umum, sistem Lombok, Sumbawa dan Bima dalam kondisi normal, namun tetap dalam status siaga karena belum banyak daya yang standby jika salah satu mesin pembangkit mengalami gangguan.

Dalam mengatasi defisit listrik itu, PLN kata Dwi sudah melakukan berbagai upaya antara lain operasi mesin sewa serta optimalisasi pemeliharaan guna meningkatkan daya mampu pasok mesin pembangkit milik PLN.

Sedangkan kekurangan daya di sistem Sumbawa bisa diupayakan dengan pembelian excess power dari PT NNT khusus pada waktu beban puncak dengan daya 5 MW. Namun, demikian, Dwi mengatakan penambahan kapasitas daya terpasang pembangkit PLN Wilayah NTB memang kalah cepat dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan energi listriknya.

Karena, permintaan listrik di provinsi ini sangat pesat rata-rata kenaikan per tahunnya di atas pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk untuk tahun ini yang mengalami kenaikan.

Saat ini jumlah pelanggan listrik PLN di NTB sebanyak 948 874 rumah tahun 2015, sementara target 1 juta di 2015, pelanggan 94 persen pelanggan rumah tangga.

"Jadi untuk mengidupkan listrik, NTB banyak tergantung dari sewa karena listrik NTB di PLTD belum baik. Karena di Lombok saja 48 persen, Sumbawa 70, Bima 69 persen, NTB 53 persen sewa 43 persen.

Dwi Kusnanto juga meminta setiap pelanggan PLN di wilayah NTB yang mencapai 926 ribu menghemat daya sebesar 100 watt saat pukul 18.00-22.00 WITA.

Sementara itu ketua panitia khusus pengelolaan energi dan ketenagalistrikan DPRD NTB H Suharto mengatakan, terpenting bagi masyarakat saat ini adalah, PLN semakin luas sambungan listrik kepada masyarakat. Selain itu hak-hak kosumen juga bisa terlindungi untuk mendapatkan energi listrik dari pemerintah.

"Jadi kita ingin terlindungi hak-haknya. Sedangkan, kaitan dengan perda yang di buat diharapkan bisa mendorong investor menanamkan invetasinya di NTB, tentunya harus mendapat dukungan dari kelistrikan di daerah ini," katanya. (*)