Baznas Sumbawa Barat salurkan bantuan anak stunting

id Baznas Sumbawa Barat,Bantuan Makanan Bergizi,Anak Stunting

Baznas Sumbawa Barat salurkan bantuan anak stunting

Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin (empat dari kiri) menyerahkan secara simbolis bantuan bahan makanan bergizi di kantor Baznas Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-Diskominfotik Kabupaten Sumbawa Barat)

Mataram (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat menyalurkan bantuan makanan bergizi kepada 100 anak stunting agar pertumbuhan badan mereka menjadi normal atau sesuai usianya.

Keterangan resmi yang diterima di Mataram, Kamis, menyebutkan penyerahan bantuan dilakukan di kantor Baznas Kabupaten Sumbawa Barat, secara simbolis oleh Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin didampingi Ketua Baznas Kabupaten Sumbawa Barat M. Jafar Yusuf.

"Bantuan makanan bergizi yang diberikan berupa beras sebanyak 10 kilogram, abon ikan atau sapi, kentang, kacang hijau, telur, tempe, buah-buahan, dan biskuit," kata Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin.

Ketua Baznas Kabupaten Sumbawa Barat M. Jafar Yusuf mengatakan jenis bantuan yang diberikan kepada anak stunting sesuai dengan rekomendasi Dinas Kesehatan setempat. Ia menambahkan anak stunting yang mendapatkan bantuan makanan bergizi berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Sumbawa Barat. "Kami juga memastikan bahwa anak-anak penderita stunting yang diberikan bantuan berasal dari keluarga kurang mampu," ujarnya.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Sumbawa Barat Tuwuh mengatakan tugas penanganan stunting berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Baca juga: Children exposed to cigarette smoke at risk of stunting
Baca juga: Bengkulu berupaya tekan stunting hingga sembilan persen


Perpres tersebut menekankan pada lima pilar utama dalam penanganan stunting, yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi bayi bawah lima tahun (balita) stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022, sedangkan di NTB 32,7 persen dan Kabupaten Sumbawa Barat 13,9 persen.