Ajak dubes negara sahabat baca puisi Chairil Anwar

id hari puisi nasional,101 tahun chairil anwar,puisi chairil anwar,dirjen kebudayaan hilmar farid,kemendikbudristek

Ajak dubes negara sahabat baca puisi Chairil Anwar

Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Ivanovich Hamianin (kanan) menyerahkan cenderamata buku memoar perjalanan perjalanan hidup Chairil Anwar "Aku" karya Sjuman Djaya yang baru terbit diterjemahkan ke bahasa Ukraina kepada Dirjen Kebudayaan Kemendimbudristek Hilmar Farid selepas tampil mendeklamasikan terjemahan puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" dalam peringatan Hari Puisi Nasional dan 101 Tahun Chairil Anwar di Museum Nasional di Jakarta, Rabu (26/7/2023) malam. (ANTARA/Gilang Galiartha)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengajak duta besar dari tujuh negara sahabat untuk mendeklamasikan puisi-puisi karya Chairil Anwar.

Ketujuh duta besar diikuti diplomat dan perwakilan dari dua negara sahabat lain, naik panggung dalam perhelatan Hari Puisi Nasional yang diperingati setiap 26 Juli sekaligus menghormati 101 tahun kelahiran Chairil Anwar di Museum Nasional di Jakarta, Rabu malam.

"Saya yakin anda sekalian, sebagai duta besar kerap menghadiri acara-acara seni dan kebudayaan, tapi jarang yang meminta anda maju berpartisipasi unjuk penampilan," kata Hilmar saat menyampaikan sambutan.

Ia mengaku ide itu muncul setelah mengikuti pertemuan terkait penerjemahan puisi ke berbagai negara dan meyakini karya sosok Chairil Anwar cukup mewakili perjalanan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ia menawarkan para duta besar dan perwakilan negara sahabat terlibat serta dalam apa yang disebutnya sebagai "perjalanan bahasa seni". "Saya pikir ini juga menjadi sebuah jembatan penting membangun saling pengertian atas budaya satu sama lain, dan semoga hubungan perkawanan negara kita semakin meningkat," ujarnya.

Selepas sambutan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek secara bergantian duta besar dari Australia, Meksiko, Belanda, Thailand, Timor Leste, Ukraina, dan Venezuela naik panggung mendeklamasikan puisi-puisi karya Chairil Anwar.

Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams yang pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Jakarta pada 1981-1982, mendeklamasikan puisi "Sajak Putih" dalam bahasa Indonesia. Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando G. Alvarez mendeklamasikan puisi "Cintaku Jauh di Pulau" yang sudah diterjemahkan ke bahasa Spanyol menjadi "Amor mío tan lejos en la isla".

Dubes Belanda untuk Indonesia Lambertus Christiaan Grijns mendeklamasikan puisi "Een gedicht voor Basuki Resobowo" yang merupakan terjemahan "Sajak Buat Basuki Resobowo" ke bahasa Belanda.

Dubes Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat mendeklamasikan puisi "Kita Guyah Lemah", disusul Dubes Timor Leste untuk Indonesia Filomeno Aleixo da Cruz membawakan puisi "Pemberian Tahu" yang ia terjemahkan sendiri menjadi "Lia-Tatoli".

Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Ivanovich Hamianin mendeklamasikan terjemahan puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" sebelum juga menyampaikan cenderamata kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek berupa buku memoar perjalanan hidup Chairil Anwar "Aku" karya Sjuman Djaya yang baru terbit diterjemahkan ke bahasa Ukraina.

Dubes Venezuela untuk Indonesia Radames Jesus Gomez Azuaje menjadi penampil berikutnya dengan mendeklamasikan terjemahan puisi "Soldado de la Noche" terjemahan dari "Prajurit Jaga Malam".

Penampilan dilanjutkan oleh Penjabat Direktur Pusat Kebudayaan India-Jawaharlal Nehru Indian Cultural Centre Ram Kumar yang mendeklamasikan terjemahan puisi "Kepada Pelukis Affandi" disusul diplomat Nigeria Yilfwang Barminas Yilkes membawakan terjemahan puisi "Situasi" dalam bahasa Inggris.

Rangkaian pembacaan puisi ditutup dengan penampilan aktris multitalenta Asmara Abigail yang mendeklamasikan puisi "Doa". Selepas acara, Hilmar menegaskan bahwa Kemendikbudristek ingin negara-negara sahabat bisa berhubungan dengan budaya Indonesia secara aktif dan bukan hanya sebagai penonton.

Baca juga: Direktur Pemberitaan Akhmad Munir resmi menjadi Plt Dirut LKBN Antara
Baca juga: Meidyatama Suryodiningrat dari jurnalis jadi diplomasi di Rumania


"Cara yang paling mudah tentu kita membuka ruang orang (negara sahabat, red.) menerjemahkan dan menafsirkan dalam bahasanya masing-masing, karena puisi dan sastra itu sulit kalau tidak diterjemahkan," ujarnya.