Ia mengatakan perlindungan negara ada tiga hal, yakni perlindungan ekonomi, sosial, dan perlindungan hukum, termasuk mendapatkan asuransi. Menurutnya, perlindungan pekerja migran tidak lepas dari peran Presiden RI Joko Widodo yang memiliki keperdulian yang tinggi mengingat pekerja migran Indonesia adalah penyumbang devisa terbesar, yakni Rp159,6 triliun per tahun, atau kedua setelah sektor migas.
"Adik-adik harus berangkat dengan kepala tegak, kembali ke Tanah Air dengan membusungkan dada. Dahulu peran penting pekerja migran Indonesia dalam pembangunan dan kontribusinya tidak diekspos. Sekarang tidak demikian, saya kampanyekan itu bahwa pekerja migran Indonesia adalah pahlawan devisa," tuturnya.
Kini, Benny mengatakan setiap pelepasan pekerja migran Indonesia ke luar negeri selalu dihadiri oleh pejabat negara, layaknya melepas kontingen olimpiade. "Bedanya adalah kalau kontingen olimpiade dilepas negara sebagai duta bangsa untuk bertarung dalam event perlombaan, sementara PMI dilepas sebagai duta bangsa untuk berkompetisi merebut peluang kerja di luar negeri," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Benny berpesan agar para pekerja migran Indonesia tetap menjaga nama baik dan tetap bangga sebagai orang Indonesia. "Di negara penempatan tentunya kultur budaya dan lingkungannya berbeda, pasti ada pengaruh yang harus kalian bentengi. Hal-hal baik kita ambil, tidak hanya gaji ambil tapi juga transfer pengetahuan," ucapnya.
Dalam kesempatan sama, CEO Binawan Group, Said Saleh Alwaini berkomitmen menjaga kolaborasi dengan BP2MI terkait pekerja migran Indonesia. Ia menargetkan akan mengirim sekitar 2.000 pekerja migran Indonesia, khususnya perawat ke Singapura. Diharapkan, para pekerja migran itu juga dapat melakukan transfer pengetahuan setelah kembali ke Tanah Air.
Baca juga: Masih ada kasus TPPO yang terselubung dan disembunyikan oknum
Baca juga: BP2MI tangani kepulangan 2.251 jenazah PMI
"Target kita yaitu 10.000 pekerja migran Indonesia dalam waktu 1 sampai 2 tahun ke depan akan kita tempatkan ke sejumlah negara, salah satunya Singapura. Insya Allah, 10 atau 20 tahun lagi mereka pulang bangun rumah sakit, bangun klinik, bangun daerah, dan bangun negara," tuturnya.