Ratusan Hektare Lahan Pertanian KSBTerancam Puso

id puso

"Kami menerima laporan tentang kekeringan dari semua wilayah. Kami sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mengecek kondisinya"
Mataram,  (Antara NTB)- Ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat mengalami kekeringan, akibatnya sebagian besar tanaman padi, palawija dan jagung yang berada di lahan tersebut terancam puso (mati) karena kekurangan air.

Kepala Bidang Pertanian Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Rusdi yang dikonfirmasi dari Mataram, Kamis, mengatakan bencana kekeringan itu terjadi hampir di seluruh kecamatan se-Sumbawa Barat.

"Kami menerima laporan tentang kekeringan dari semua wilayah. Kami sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mengecek kondisinya," kata Rusdi.

Dari data hasil inventarisir Dishutbuntan, kata Rusdi, lahan tanaman padi yang mengalami kekeringan diseluruh Sumbawa Barat total seluas 845 hektare, terdiri atas kekeringan ringan dan sedang (masih bisa diselamatkan) seluas 547 hektare dan 252 hektare.

Sedangkan yang mengalami kekeringan berat (sulit diselamatkan) seluas 64 hektare. Wilayah paling parah menurutnya adalah Kecamatan Seteluk dengan luas lahan tanaman padi yang mengalami kekeringan ringan 388 hektaer dan ringan 181 hektare.

Di Jereweh kekeringan ringan 91 hektare. Di Taliwang, Kekeringan ringan 12 hektare, Brang Rea kekeringan ringan 35 hektare, sedang 67 hektare dan Poto Tano kekeringan ringan 21 hektare, sedang empat hektare dan kekeringan berat 46 hektare.

Selain lahan tanaman padi, 46 hektare lahan tanaman jagung di Poto Tano juga mengalami kekeringan ringan, 458 hektare kekeringan sedang dan berat 86 hektare.

"Di Poto Tano juga terdapat lahan tanaman kedelai yang mengalami kekeringan berat seluas 31 hektare," jelas Rusdi.

Pihak Dishutbuntan, kata dia, telah melaksanakan upaya antisipasi terhadap bencana kekeringan tersebut dengan bantuan mesin pompa air ke petani di wilayah-wilayah terdampak serta mengoptimalkan pemanfaatan puluhan unit pompa air yang disalurkan melalui program upaya khusus (Upsus) swasembada pangan di setiap kecamatan.

Selain itu dalam tahun 2015 ini dinas terkait juga menyalurkan bantuan pembangunan sumur bor yang bersumber dari APBN serta program pemanfaatan air permukaan.

"Untuk program pemanfaatan air permukaan ini kami menyalurkan bantuan mesin pompa air ke petani untuk menyedot air sungai yang berada dekat lahan pertanian," katanya. (*)