Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantaeng melibatkan sebanyak 800 peserta yang terdiri dari Penyuluh KB, PLKB Non PNS dan Operator Balai KB, Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menekan angka prevalensi stunting di lapangan.
"Keterlibatan mereka untuk ikut serta dalam kegiatan intensifikasi pendampingan ibu hamil dan pascapersalinan yang terlaksana kerja sama Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemkab Bantaeng," kata Bupati Bantaeng, H Ilham Syah Azikin di Kabupaten Bantaeng, Minggu.
Dia mengapresiasi para PKB dan kader TPK atas kinerjanya di lapangan yang tak henti-hentinya membatu mensukseskan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kabupaten Bantaeng.
"Petugas sebanyak 800 orang, baik dari PKB dan kader TPK di Bantaeng merupakan garda terdepan kami di pemerintahan dalam menyampaikan program kepada masyarakat secara langsung," ujar Ilham.
Pada kesempatan tersebut, dia berharap agar Ketua TP PKK Kabupaten Bantaeng, Hj Sri Dewi Yanti, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) Bantaeng, Muhammad Haris, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, dr Andi Ihsan, M.Kes, termasuk kepada kepada PKB dan Kader TPK agar menjaga kesolidan, kebersamaan dan senantiasa kerja ikhlas. "Hal ini agar setiap usaha kita lakukan menjadi amal baik untuk kita dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Ilham.
Sementara itu, Kepala DPPKB Bantaeng, Muhammad Haris menyebutkan, capaian program Bangga Kencana di Kabupaten Bantaeng untuk Angka Kelahiran Total (TFR) tercatat 2,2, dengan persentase kepersertaan berKB 65,32 persen serta unmeet need mencapai 12 persen (Susenas 2021).
Baca juga: Audit stunting di Rejang Lebong Bengkulu untuk pengentasan kasus
Baca juga: Bengkulu berupaya turunkan angka stunting
Sementara Jumlah Kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang telah terbentuk hingga 2023 sebanyak 55 Kampung KB dari target 67 desa/kelurahan atau 82,1 persen. "Terkait prevalensi stunting di Kabupaten Bantaeng, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan angka 22,1 persen, terjadi penurunan 0,4 persen dari tahun 2021 sebesar 22,5 persen" katanya.
Berita Terkait
BKKBN sebut bonus demografi ditentukan oleh lansia
Rabu, 9 Oktober 2024 18:11
Perlu kerja sama lintas sektor dalam tangani stunting
Selasa, 8 Oktober 2024 20:58
Forum Parlemen Asia membahas tantangan kependudukan Asia-Pasifik
Selasa, 8 Oktober 2024 20:52
Persiapkan pernikahan dengan matang untuk hindari KDRT
Jumat, 30 Agustus 2024 20:22
BKKBN menekankan peran sekolah dalam percepatan penurunan stunting
Rabu, 28 Agustus 2024 5:02
Transformasi ekonomi terwujud lewat keluarga mandiri
Rabu, 21 Agustus 2024 19:30
Perempuan berdaya jadi kunci sambut bonus demografi
Jumat, 9 Agustus 2024 21:10
BKKBN menyarankan konsumsi tablet tambah darah jika haid
Selasa, 30 Juli 2024 3:27