Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau telah mulai, sehingga masyarakat diharapkan waspada terhadap potensi kekeringan di beberapa wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). "Puncak musim kemarau mulai melanda wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Nindya Kirana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Senin.
Oleh karena itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada level awas terdapat di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, serta Kecamatan Utan dan Buer, Kabupaten Sumbawa.
Sedangkan untuk level siaga terdapat di Kecamatan Kilo, Manggalewa, Pajo, dan Woja, Kabupaten Dompu, Kecamatan Donggo, Lambitu, Madapangga, Palibelo, Soromandi, dan Wawo, Kabupaten Bima, dan Kecamatan Raba dan Rasanae Timur, Kota Bima.
Selain itu, di Kecamatan Mataram, Kota Mataram, Kecamatan Batu Layar, Gerung, Lembar, dan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Batukliang, Janapria, Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Jerowaru, Labuhan Haji, Pringgabaya, Sembalun, Sikur, Swela, dan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur.
Kemudian di Kecamatan Gangga, Kayangan, Pemenang, dan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Kecamatan Alas, Batulanteh, Lenangguar, Moyo Utara, dan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa, Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Maluk, Poto Tano, Seteluk, dan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. "Sedangkan level waspada di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur," katanya.
Baca juga: Pemkot Bandung minta siapkan langkah antisipasi air saat kemarau
Baca juga: Info prakirakan cuaca di sejumlah kota besar Indonesia cerah berawan
Pada dasarian III Agustus 2023 (21-31 Agustus 2023) diprakirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas kurang 20 milimeter/dasarian memiliki probabilitas kejadian kurang 90 persen yang merata di seluruh wilayah NTB. Memasuki periode puncak musim kemarau tahun ini, masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien. "Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode musim kemarau," katanya.