Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Direktur Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Universitas Brawijaya Mohammad Iqbal membeberkan berbagai potensi usaha menjanjikan kepada para mahasiswa dengan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan berbagai sektor bisnis di dalam negeri.
Iqbal mengatakan bahwa ada sejumlah lulusan Universitas Brawijaya yang telah memanfaatkan keberadaan teknologi untuk membuka perusahaan rintisan.
"Rata-rata mereka berada pada sektor usaha yang mengembangkan teknologi dan sekarang mereka telah bergerak secara mandiri," kata Iqbal di Malang, Jawa Timur, Senin.
Iqbal menjelaskan, peluang yang terbuka dengan memanfaatkan teknologi tersebut, mencakup pada hampir seluruh sektor bisnis di Indonesia, mulai dari kesehatan, pariwisata, pelayanan, pertanian, perkebunan, perikanan, kuliner dan lainnya.
Menurutnya, pada sektor-sektor tersebut, peranan teknologi bisa dikembangkan oleh mahasiswa yang ingin menjadi wirausahawan. Pihak universitas, akan memberikan pendampingan untuk meningkatkan kompetensi, kemampuan dan teknologi yang bisa dipergunakan.
"Kalau dilihat mana yang menjanjikan, semua menjanjikan. Hanya saja, memang saat ini trennya tidak terlepas dari teknologi. Semua sektor, atau peluang pada berbagai sektor ini bisa dieksplorasi oleh mahasiswa," katanya.
Ia menambahkan, dalam kurun waktu empat hingga lima tahun terakhir, Universitas Brawijaya telah memberikan pendampingan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnis dan peluang usaha.
Hingga saat ini, lanjutnya, tercatat ada kurang lebih sebanyak 25-30 pelaku usaha lulusan Universitas Brawijaya yang telah mengelola perusahaan secara mandiri. Sektor usaha tersebut, telah berkembang dari skala kecil ke skala menengah.
"Ada kurang lebih 25-30 pelaku usaha dalam kurun waktu 4-5 tahun terakhir yang sudah mandiri. Dalam arti mereka menjadi start up mandiri, sudah PT dan memiliki tenaga kerja, dengan skala kecil menengah," katanya.
Ia mengingatkan, para mahasiswa yang tengah mengembangkan ide bisnis, diharapkan tidak mendegradasi atau menghilangkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang selama ini menjadi harapan bagi masyarakat kecil.
"Yang kami pesankan, jangan sampai, kemunculan teman-teman dengan tema misalnya di bidang kuliner itu lalu mendegradasi yang mikro. Karena mahasiswa ini sudah kita bekali dengan pengetahuan, sehingga memiliki akses pasar yang besar," katanya.
Ia menambahkan, kehadiran mahasiswa yang membuka peluang bisnis baru tersebut, bukan berarti harus saling berhadapan dengan pelaku UMKM. Melainkan, para mahasiswa itu harus bisa merangkul pelaku usaha mikro, agar ke depan bisa mengembangkan usaha mereka.
Baca juga: TPST Mataram ditargetkan jadi percontohan olah sampah
Baca juga: Srikandi BUMN mengajak mahasiswa Unsoed sigap hadapi perubahan teknologi
"Aktivitas mahasiswa dan prototipe (bisnis) ini berupa aktivitas yang memberikan nilai tambah kepada yang ada (mikro). Merangkul mereka. Kalau sudah ada warung kopi, bisa masuk dengan aplikasi. Berusaha memberikan nilai tambah, jangan menggantikan mereka," katanya.