Tinggi letusan Gunung Barujari Lombok terus menurun

id Gunung Barujari

Tinggi letusan Gunung Barujari Lombok terus menurun

Gunung Baru Jari menyemburkan material vulkanik. (ANTARA FOTO/HO/Mutaharlin) (1)

"Masih terjadi letusan sampai dua kali tapi ketinggiannya 200-300 meter"
Mataram (Antara NTB) - Petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Mutaharlin menyebutkan tinggi letusan Gunung Barujari di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat terus menurun dan saat ini di bawah 400 meter.

"Pagi hari (Senin, 7/12), masih terjadi letusan sampai dua kali tapi ketinggiannya 200-300 meter, berbeda dengan dua hari sebelumnya masih mencapai 2.000 meter," kata Mutaharlin ketika dihubungi dari Mataram, Senin.

Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani meletus pada Minggu 25 Oktober 2015, sekitar pukul 10.45 WITA.

Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

Menurut Mutaharlin, letusan Gunung Barujari berupa debu vulkanik dan asap dengan ketinggian di bawah 400 meter tidak terlihat dengan jelas dari Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Desa Sembalun Bumbung, Kabupaten Lombok Timur.

Namun penurunan aktivitas letusan masih bisa terekam di alat pengukur dan pencatat gempa bumi atau Seismograf jenis analog dan digital.

"Kalau ketinggian di atas 400 meter baru bisa terlihat dari pos pengamatan seperti dua hari lalu masih di kisaran 2.000 meter," ujarnya.

Meskipun aktivitas kegempaan sudah berkurang, kata dia, erupsi berupa aliran lava menuju Danau Segara Anak masih terjadi dengan volume yang rendah dibanding dua hari sebelumnya.

"Suplai lava sudah relatif kecil, namun belum mempengaruhi penurunan volume permukaan air danau karena di area itu sudah terjadi hujan lebat," ucapnya.

Terkait dengan status Gunung Barujari yang masih di level II (waspada), Mutaharlin menegaskan pihaknya belum bisa menurunkan status menjadi level aman jika masih ada rekaman letusan meskipun skalanya kecil.

Dia menyebutkan kondisi aktivitas Gunung Barujari terus mengalami penurunan ditandai tremor yang terekam hanya satu kali dengan amplitudo maksimum 4 milimeter atau jauh menurun dibanding dua hari sebelumnya maksimum 50 milimeter dengan tinggi letusan mencapai 2.000 meter.

"Kalau rekaman kegempaan sudah tidak muncul di seismograf dan data visual di lapangan menyatakan sudah aman, baru kami berani mencabut status dari waspada (level II). Kalau sekarang kami belum berani mengambil kesimpulan," katanya. (*)