Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengusulkan agar dana pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, bisa diprioritaskan untuk pengadaan alat pendukung penanganan sampah di kota ini.
"Tujuannya, guna membantu proses pengurangan sampah dari rumah tangga sekaligus meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan," katanya di Mataram, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan di sela kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya yang dihadiri juga oleh Ketua DPRD Kota Mataram Didi Sumardi, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa Tenggara Barat (BPPW NTB) Ika Sri Rejeki, dan sejumlah jajaran terkait lainnya di Mataram.
Menurutnya, dana pokir DPRD tersebut dapat dialihkan dalam bentuk alat pendukung kebersihan salah satunya untuk kendaraan roda tiga yang saat ini menjadi bagian skala prioritas.
Pasalnya, kendaraan roda tiga pengangkut sampah di 325 lingkungan se-Kota Mataram rata-rata atau sekitar 70 persen kondisinya kurang baik sehingga perlu diremajakan.
Hanya saja, lanjut wali kota, dalam penyerahan dana pokir tersebut hendaknya anggota DPRD menyerahkan ke dinas teknis dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram.
"Jadi bantuan alat kebersihan tidak diberikan langsung ke masyarakat melainkan melalui DLH agar pemanfaatan bisa maksimal. Jika diserahkan langsung ke warga fungsinya akan beda," katanya.
Di sisi lain, wali kota tidak mempermasalahkan jika bantuan alat kebersihan tersebut diberikan label identitas masing-masing anggota DPRD yang sudah memberikan dana pokir.
"Silakan mau dicat sesuai partai politik, taruh foto, atau lambang partai dan lainnya tidak jadi masalah. Yang penting, bantuan bisa dimanfaatkan optimal mendukung penanganan sampah di kota ini," katanya.
Berdasarkan data DLH Kota Mataram sebelumnya menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.
Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok.
Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.
"Harapannya, dengan adanya bantuan operasional penanganan sampah, bisa terus menekan sampah yang dibuang ke TPA," katanya.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56