Mataram, (Antara NTB) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendorong Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mewaspadai dan mencegah penyebaran ideologi radikal di tengah masyarakat.
"BNPT berharap agar seluruh `stakeholder` di NTB lebih meningkatkan pencegahan dan kewaspadaan terhadap ancaman teror," kata Kepala BNPT Tito Karnavian dalam kunjungannya ke Mataram, Selasa.
Tito Karnavian mengungkapkan hal itu usai menggelar pertemuan dengan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi, Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono dan Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede, termasuk seluruh pejabat tinggi di lingkup NTB.
Menurutnya, peningkatan kualitas keamanan, dengan lebih mengedepankan upaya pencegahan, adalah salah satu hal yang tepat untuk dilakukan dalam membentengi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh ideologi radikal.
Namun, hal itu diyakini dapat terlaksana jika seluruh "stakeholder" keamanan maupun dengan pemerintah dapat bersama-sama bergerak. "Kalau kita siaga dan siap, maka masyarakat maupun wisatawan akan lebih banyak ke sini dan mereka yakin untuk datang ke sini, karena sudah merasa aman dan nyaman," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, salah satu teknis pengamanan yakni meningkatkan pengamanan di setiap objek-objek vital atau tempat yang kerap dikunjungi wisatawan seperti di bandara, pelabuhan, hotel.
"Kalau itu dilakukan secara intensif, maka para pelaku teror tidak mungkin berani datang ke sini," ucapnya.
Terkait dengan wilayah yang sebelumnya masuk dalam zona merah keamanan radikalisme yakni di Kabupaten Bima dan Dompu, Tito mengakui bahwa BNPT terus melakukan pemantauan.
"Kita tidak hanya terbatas dari segi penangkapan dan pengungkapan pelaku, tapi lebih mengarah pada menyelesaikan akar permasalahannya, yaitu ideologi atau pun ekonomi. Akar permasalahan ini yang akan kita selesaikan," kata Tito.(*)