Mataram (ANTARA) - Tim penyidik pidana khusus Kejaksaan Negeri Sumbawa Barat mengusut adanya tindak pidana pencucian uang dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan modal pemerintah pada Perusahaan Daerah Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Sumbawa Barat Rasyid Yuliansyah dihubungi melalui sambungan telepon di Mataram, Senin, membenarkan adanya pengusutan adanya TPPU dalam kasus dugaan korupsi pada Perusda Sumbawa Barat tersebut.
"Iya, benar untuk TPPU di kasus perusda sedang kami usut," kata Rasyid.
Sebagai langkah pengusutan, kini pihak kejaksaan sedang mengumpulkan data dan bahan keterangan dari para pihak yang terlibat dalam pengelolaan modal pemerintah tahun 2016 sampai 2021 itu.
Modal pengusutan, jelas dia, adanya sejumlah aliran uang tidak jelas dari pengelolaan modal. Muncul sejumlah nama pejabat masuk daftar penerima aliran uang.
Rasyid menyatakan bahwa pihaknya masih sebatas pengusutan. Untuk kelanjutan dari penanganan hukum TPPU ini, pihaknya masih harus menunggu putusan pidana pokoknya yang berkaitan dengan korupsi.
"Kami tunggu (putusan) pidana awalnya, baru lanjut TPPU-nya," ujar dia.
Mengenai perkembangan kasus tindak pidana korupsi, Rasyid mengungkapkan bahwa pemeriksaan saksi masih berjalan.
Untuk agenda Selasa (24/10), direktur Perusda Sumbawa Barat yang mulai menjabat pada tahun 2022 diminta hadir ke hadapan penyidik.
Terkait kerugian negara, dia mengatakan bahwa pihaknya belum menerima hasil audit dari BPKP perwakilan NTB. "Kami masih menunggu dari BPKP, mudah-mudahan dalam waktu dekat hasilnya sudah keluar," kata Rasyid.
Dalam penanganan perkara ini, penyidik telah menemukan potensi kerugian negara dengan nilai sekitar Rp2,1 miliar.
Penyidik menemukan potensi kerugian negara dari rangkaian pemeriksaan saksi. Dengan adanya temuan tersebut, penyidik melakukan kegiatan penggeledahan dan penyitaan.
Untuk penggeledahan, penyidik melakukan di tiga lokasi berbeda, yakni di Kantor Perusda Sumbawa Barat yang berada di Kelurahan Menala, tempat usaha paving block di Telaga Bertong, dan tempat usaha CV Putra Andalan Marine di Desa Banjar, milik tersangka dari mitra Perusda Sumbawa Barat berinisial EK.
Dari hasil penggeledahan, penyidik menyita sejumlah dokumen dan komputer yang berkaitan informasi kegiatan kemitraan dengan CV Putra Andalan Marine.
Berita Terkait
Auditor utama BPK diperiksa KPK soal predikat WTP Kementan
Rabu, 30 Oktober 2024 13:27
KPK periksa Direktur Kementerian ESDM soal gratifikasi Gubernur Maluku Utara AGK
Kamis, 26 September 2024 14:01
KPK dalami gratifikasi-TPPU korupsi proyek jalan di Kaltim
Kamis, 15 Agustus 2024 5:46
Jalan panjang sidang SYL menuju babak baru dakwaan TPPU
Jumat, 7 Juni 2024 14:27
KPK sita Pajero SYL disembunyikan di lahan kosong
Kamis, 23 Mei 2024 6:05
KPK sita dokumen dan bukti elektronik rumah adik SYL
Sabtu, 18 Mei 2024 6:50
KPK sita dokumen tambang terkait perkara korupsi AGK
Rabu, 15 Mei 2024 16:59
KPK panggil Anggota DPR RI Lasmi Indaryani terkait TPPU
Selasa, 2 April 2024 16:25