Mataram (Antara NTB) - Anggota DPR RI Helmy Faisal Zaini mengaku prihatin dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.
"Kita patut prihatin atas rendahnya minat baca penduduk Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain," kata Helmy Faisal Zaini di sela-sela menghadiri acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di kantor Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah NTB di Mataram, Selasa.
Menurut politisi PKB ini, dari survei yang dilakukan di 65 negara di dunia, Indonesia berada pada peringkat ke-63 minat baca. Kenyataan ini tentu menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat.
Namun demikian, melalui upaya pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar, diharapkan dapat membantu mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas.
"Jadi selain minat, pengembangan perpustakaan juga harus menjadi perhatian," ujar Helmy yang juga merupakan anggota DPR RI dari dapil NTB ini.
Sementara itu, Direktur Deposit Badan Perpustakaan Nasional Lucia Dhamayanti mengungkapkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, bahwa 91,68 persen penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas lebih suka menonton TV dan hanya 17,66 persen yang senang membaca.
Sedangkan pada tahun 2015, perpustakaan juga membuat kajian tentang minat baca masyarakat di 12 provinsi dan 28 kabupaten/kota di Indonesia atau sebesar 78 persen populasi penduduk Indonesia.
"Hasilnya menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih berada pada tingkat rendah," katanya.
Untuk itu, demi mewujudkan manusia yang berkualitas, tidak cukup dengan belajar, tapi harus juga ditambah dengan kebiasaan membaca. Hal ini mendukung program pencanangan gerakan sepuluh menit membaca yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca di kalangan generasi muda," ucapnya. (*)