Makassar (ANTARA) - Menyusul "inflow" asing meningkat, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhan merekomendasikan 3 Saham untuk Trading Minggu Ini setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,45 persen ke level 7.009 pada Jumat lalu (24/11).
"Ini merupakan penutupan IHSG di atas level 7.000 dalam 2 bulan terakhir. Geliat IHSG pada minggu lalu tertopang top gainers IDX Techno yang naik 14 persen dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham GOTO," kata Dimas dalam keterangan persnya di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, GOTO mengalami kenaikan sebesar 11,9 persen selama sepekan terakhir. Kenaikan saham GOTO tidak lepas dari sentimen TikTok yang akan kembali beroperasi di Indonesia melalui skema pembentukan usaha gabungan dengan e-commerce lokal, dan GOTO dirumorkan menjadi pihak yang digandeng oleh TikTok.
Selain IDX Techno, ada pula penopang lain yakni IDX Finance yang dalam sepekan terakhir naik sebesar 2,59 persen disebabkan mulai masuknya aliran dana asing ke dalam saham-saham perbankan IHSG.
Di sektor ini BBRI naik sebesar 3,3 persen selama seminggu terakhir sekaligus menjadi penyumbang movers terbesar untuk sektor finance.
Sementara itu, sektor yang menjadi top losers pada minggu lalu yakni sektor IDX Basic yang melemah 2,92 persen selama seminggu yang disebabkan oleh pelemahan saham AMMN yang turun sebesar 5,6 persen dalam periode yang sama.
"Penurunan saham AMMN tidak lepas dari sentimen masuknya saham tersebut ke dalam beberapa indeks besar seperti MSCI dan FTSE. Meskipun masuknya AMMN baru efektif terjadi pada 1 Desember mendatang, namun efeknya sudah terlihat dari saat ini ditandai dengan turnover transaksi yang melebihi dari rata-rata transaksi harian menjelang rebalancing ini," imbuhnya.
Selain IDX Basic, ada pula sektor IDX Health yang menurun sebesar 2,09 persen dalam sepekan terakhir.
Dimas menjelaskan, jika dilihat dari teknikalnya memang IDX Health sedang mengalami downtrend berat dalam jangka pendek karena sudah berada di bawah MA20 & MA50 (merupakan indikasi downtrend jangka pendek-menengah) dan breakdown support 1360 yang merupakan support dalam 1,5 tahun terakhir.
Terkait sentimen khusus yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu 20-24 November 2023, Dimas menyebutkan ada tiga sentimen utamanya, yakni FOMC Minutes, Suku Bunga Acuan BI dan Aliran Dana Asing ke IHSG.
Terkait sentimen FOMC Minutes, pada Rabu (22/11) lalu para pejabat The Fed mengadakan pertemuan untuk membahas arah kebijakan suku bunga. Pada pertemuan tersebut para pejabat tidak memberikan indikasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat (higher for longer) demi mencapai target inflasi 2 persen yang ditetapkan.
"Hal ini membuat ketiga indeks utama Wall Street melemah dan penurunan cukup dalam juga terjadi di IHSG yang juga turun sebesar 0,79 persen pada Rabu (22/11) lalu," ujarnya.
Terkait sentimen suku bunga acuan BI, pada Kamis 23 November 2023 lalu sentimen terjadi dari dalam negeri terkait dengan keputusan RDG BI yang memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga di level saat ini (6 persen).
Baca juga: BEI tingkatkan literasi pasar modal syariah mahasiswa
Baca juga: Peluang investasi saham di tahun politik
Keputusan tersebut sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dan sebagai langkah pencegahan untuk mengatasi dampak tingginya ketidakpastian global.
"BI juga berkomitmen untuk menjaga inflasi di dalam target yang ditetapkan. Meskipun terjadi kenaikan inflasi pada bulan Oktober 2023, BI memproyeksikan inflasi akan tetap berada dalam kisaran target, yaitu 3,0±1 persen pada tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada tahun 2024," kata Dimas.